Kemarin saya diwawancara untuk edisi khusus Media Indonesia tentang kurikulum dan pembelajaran. Salah satu pertanyaannya tentang kelebihan kurikulum prototipe. Saya jawab bahwa kelebihannya adalah keseriusan dalam mewujudkan beberapa prinsip mendasar yang menjadi benang merah desain kurikulum nasional sejak dua puluh tahun silam. Apa saja prinsip tersebut? Paling tidak ada tiga:
1. Berbasis kompetensi, bukan konten. Artinya, kurikulum disusun berdasarkan kompetensi yang ingin ditumbuhkan pada siswa. Yang penting bukan keluasan materi atau seberapa banyak materi yang diajarkan oleh guru, melainkan apa yang bisa dilakukan siswa dengan materi tersebut. Yang penting adalah pemahaman atas materi dan kemampuan menerapkan, mengevaluasi dan bahkan merumuskan pengetahuan itu sendiri.
Dalam kurikulum prototipe, prinsip ini diterjemahkan secara lebih serius dengan berfokus pada materi yang esensial. Harapannya guru tidak terbebani hanya "kejar tayang" menyelesaikan materi, tapi punya waktu memandu diskusi dan menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif.
2. Orientasi yang holistik. Bahwa pendidikan harus menumbuhkembangkan siswa secara utuh. Bukan hanya kemampuan akademiknya, tapi juga kompetensi dan karakternya.
Kurikulum prototipe memberi porsi waktu khusus bagi pembelajaran berbasis projek. Ini pembelajaran yang lintas mata pelajaran dan memandu siswa untuk berkolaborasi, menciptakan karya atau menyelesaikan problem yang relevan bagi kehidupan mereka. Contoh sederhananya adalah kolaborasi membuat karya seni, merancang pentas budaya atau pentas olah raga, meneliti masalah sampah di lingkungan sekitar.
3. Ruang bagi kontekstualisasi di tingkat satuan pendidikan. Kontekstualisasi artinya penyesuaian kurikulum dengan visi-misi sekolah dan juga kebutuhan belajar siswanya. Ini hanya bisa terjadi jika struktur dan materi wajib yang dari pemerintah pusat memberi ruang untuk melakukan inovasi.
Ini difasilitasi secara lebih serius dalam kurikulum prototipe. Jam pelajaran tidak lagi diikat per minggu, melainkan per tahun. Ini memungkinkan sekolah untuk merancang kurikulum secara lebih fleksibel. Selain itu, capaian belajar juga tidak "ditagih" setiap tahun, melainkan setiap fase (2-3 tahun). Hal ini memungkinkan variasi kecepatan dan sekuens pembelajaran antar sekolah. Hal ini juga diharap mendorong guru untuk mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
Jadi kelebihan kurikulum prototipe adalah ia memperkuat prinsip-prinsip dasar yang sudah menjadi bagian dari kurikulum sebelumnya, terutama pada pengembangan kompetensi dan karakter siswa, serta fleksibilitas yang mendorong inovasi di tingkat satuan pendidikan.
Presiden Joko Widodo mengatakan, aparatur sipil negara (ASN) sudah sangat lama berada di zona nyaman. Jokowi menyebut hal itu sebagai warisan birokrasi feodal dan harus diubah secara total.
"Hal ini terlihat klise, tapi sangat penting dan mendasar karena sudah sangat lama ASN berada pada zona nyaman, terbelenggu oleh warisan budaya birokrasi feodal sehingga menjadikan ASN kurang produktif," ujar Jokowi dalam sambutannya pada Munas ke-9 Korpri seperti dilansir dari video di laman resmi Istana Presiden, Jumat (28/1/2021).
"Budaya ini harus berubah total. ASN Indonesia harus keluar dari zona nyaman menjadi modern dan profesional," tegasnya.
Dia melanjutkan, seluruh sumber daya dan kewenangan yang diberikan negara kepada ASN seharusnya mampu digunakan secara akuntabel.
Setelah libur beberapa saat dan penyelesaian tugas aksi nyata, sebentar lagi akan masuk Modul 2.1 ya.., membahas tentang bagaimana Anda sebagai pendidik, memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Lewat praktik pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai, makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik/utuh.
Oleh karena itu, penting untuk para pendidik mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara efektif.
#SahabatDikbud, Program Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dinilai berdampak baik bagi para guru. Hal ini tercermin dari hasil survei Indikator Politik Indonesia pada akhir 2021 kepada 983 responden yang menyambut Program Guru Penggerak (PGP) dengan positif. Sebanyak 99,9 persen guru (68,5 persen sangat setuju dan 31,4 persen setuju) menilai PGP berhasil meningkatkan kemampuan guru berinovasi.
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Praptono, menegaskan, Merdeka Belajar bertujuan mendukung para guru makin mandiri dan memerdekakan para murid. “Artinya, para guru didorong untuk punya kesadaran dan tanggung jawab untuk terus belajar. Jadi, Merdeka Belajar itu dari sisi guru merdeka mengajar, dan dari sisi anak merdeka belajar,” jelas Praptono dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar secara daring, Kamis (20/1).
Baca selengkapnya di https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/01/survei-program-guru-penggerak-dinilai-999-guru-berhasil-tingkatkan-kemampuan-inovasi-guru
6 bulan itu belajar mandiri via LMS, kolaborasi, vicon dg fasilitator, presentasi, bljr kelompok, membuat proyek, aksi nyata, buat makalah, video, dll.
.
1 bulan sekali ada pendampingan dan Lokakarya. Lokakarya ya anggap saja penyamaan persepsi, menyatukan gerak langkah dengan CGP lain sekabupaten/kota.
.
Saat lokakarya, CGP mendapat uang transport, uang hadir, biaya pengganti pulsa/paket data, uang pengganti biaya swab dan ATK.
Lokakarya biasanya di AULA HOTEL.
.
Tantangan utama CaGuPeng adalah di manajemen waktu..
.
PGP membuat guru menjadi leader bagi diri sendiri, siswa/kelas dan sekolah.
.
Maka tidak heran apabila salah satu syarat seleksi KS adalah guru penggerak.
.
Saya gunakan bahasa yg mudah agar mudah pula dipahami.
.
Kalau sdh nyaman dengan posisi saat ini dan tdk ingin update ilmu tdk ingin merubah apa2.., maka SAYA SARANKAN TIDAK USAH MENDAFTAR CGP.
Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara:
1
Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya
2
Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah
3
Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah
4
Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
5
Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah
(PROGRAM PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
DAN BUDAYA KERJA)
“Kemandirian dalam
Pengisian Biodata E-Raport”
Oleh : Darsono, SE, Skom, MM
PGP Angkatan 4 Kota Surakarta
SMK NEGERI 6 SURAKARTA
LATAR
BELAKANG
Pendidikan yang baik
akan menjadikan negara berbudaya serta mempunyai peradaban baik di masa depan
dengan harapan peserta didik tertanamkan budi pekerti dan meningkatkan daya
nalar kritis. Dengan begitu peserta didik dapat mengimplementasikan apa yang
mereka pelajari selama di bangku sekolah dalam kehidupan sehari-hari, agar
mereka dapat merasakan manfaatnya untuk diri sendiri maupun lingkungan.
P5BK (Program
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja) merupakan pembelajaran
yang ditekankan pada pendidikan budi pekerti, budi pakerti in action,
pendidikan karakter bangsa, pendidikan berbasis budaya dan apapun namanya yang
semua itu untuk “karakter” dengan enam (6) ciri utama profil pelajar Pancasila
sebagai perwujudan pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
Dengan P5BK ini, akan
memperkuat upaya penguatan pendidikan karakter dalam mencetak
generasi muda yang memenuhi Profil Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global. “Pembelajar sepanjang hayat”, tentu
hal ini tidak hanya untuk siswa, begitu juga seluruh guru. Jadi
pelajar di sini, kita semua termasuk di dalamnya. Dengan Profil
Pancasila, kita semua mampu mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam budaya kerja.
a.Penguatan Profil Pelajar
Pancasila
Peserta didik diharapkan
juga memiliki nilai karakter Pancasila dan mencerminkan profil Pelajar
Pancasila mulai dari beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga
kemampuan bernalar kritis. Upaya menumbuhkan profil pelajar Pancasila dalam
kegiatan pembelajaran ada 6 ciri utama, di antaranya yaitu :
Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan YME
Berkebinekaan Global
Gotong Royong
Mandiri
Kreatif
Bernalar Kritis
b.Penguatan
Budaya Kerja
Budaya kerja adalah
pembiasaan yang dimulai dari hal-hal kecil sehingga menjadi kebiasaan/ habit
yang dibutuhkan di industri dunia usaha dan dunia kerja. Budaya kerja juga
dapat diartikan cara pandang seseorang terhadap bidang yang ditekuninya dan
prinsip-prinsip moral yang dimiliki akan menumbuhkan keyakinan yang
kuat atas dasar nilai-nilai yang diyakini, memiiki semangat yang tinggi dan
bersungguh-sungguh untuk mewujudkan prestasi terbaik. Budaya kerja ini memiliki
hubungan yang erat dengan produktivitas kerja dan sangat diperlukan peserta
didik SMK untuk menyiapkan diri masuk ke industri dunia usaha dan dunia
kerja.
Penguatan budaya
kerja untuk menghasilkan sumberdaya manusia unggul dari sekolah ada
6 materi yakni membangun tim kerja di sekolah, pembinaan kedisiplinan taruna,
pembinaan ketarunaan, pembinaan kerohanian, pengembangan bakat dan minat
peserta didik SMK, dan pembentukan karakter kerja dan kontrak belajar.
Pembentukankarakter
kerja merupakan penguatan karakter peserta didik dalam melakukan
kegiatan profesionalisme sesuai bidang melalui harmonisasi olah fisik, olah
rasa, olah fikir, olah raga atas dasar latihan dan pembiasaan sikap prilaku dan
tanggungjawab ketarunaan Agribisnis Perikanan. Semua dicapai dengan cara
melibatkan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat/Du-Di
Implementasi Budaya Kerja di SMK
1.Pemasangan
Rambu Lingkungan SMK dan pengecatan marka jalan
2. Pembuatan
dan pemasangan tata tertib dan rambu workshop/bengkel di masing-masing
kompetensi keahlian
3. Melengkapi
fasilitas alat pelindung diri (APD) dan Masker
4.Pemasangan
bel jadwal pelajaran dan pemberitahuan
5.Penyusunan
program kesamaptaan jasmani dan mental
6.Pembentukan
perilaku moral yang berAKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Aktif dan
Kreatif), jujur dan Disiplin
7.LDK
8.Karakter
Kerja Siswa dengan pembiasaan 5R, mengontrol kualitas kerja dan pembiasaan
ketepatan waktu
9.MPLS,
Pembinaan Fisik Mental, Diklat 5P, Latihan Khusus, Kegiatan Rutin upacara
bendera maupun hari besar nasional, Mentoring keagamaan, tes minat dan bakat
dan kegiatan lain yang diselenggarakan OSIS, MPK dan etrakulikuler.
10.Kegiatan kompetensi
keahlian. Misalnya Agribisnis Perikanan yakni : usaha pembenihan ikan, usaha
pendederan ikan, usaha pembesaran ikan, pengolahan hasil perikanan, usaha
penjualan/promosi/pemasaran hasil perikanan dll
Ada
dua Aksi nyata yang diselenggarakan pihak sekolah dan tim adalah mengemas
kegiatan berupa Workshop P5BK dengan mendatangkan narasumber kompetensi
mengenai Budaya Kerja dan demonstrasi Pemadam Kebakaran dan keselamatan kerja.
Aksi nyata diselenggarakan pada tanggal 20 – 23 November 2021 di lapangan
tengah SMK Negeri 6 Surakarta dengan panggung dan dekorasi yang cukup meriah
gebyarnya.Yang kedua adalah di lain hari, siswa mengisi
biodata E-raport secara mandiri dipandu oleh guru / admin secara daring
menggunakan Zoom, peserta adalah siswa kelas X SMK semua jurusan dan sebagian
guru/Wali kelas yang online di Zoom meeting. Pelaksanaan Penyegaran Entry
Biodata pada tanggal 02 Desember 2021 dilanjutkan dengan Penyegaran kembali Entry
E Raport bersama Guru SMKN 6 Surakarta pada tanggal 17 Desember 2021 pada saat
briefing online, keduanya dilaksanakan secara daring. Tujuannya menyamakan
persepsi pada entry e-raport yang sedikit mengalami perubahan.
TUJUAN
AKSI NYATA
Adapun
tujuan aksi nyata kegiatan Workshop P5BK ini adalah sebagai berikut :
1.Siswa
SMK memiliki budaya kerja sesuai tuntutan IDUKA (Industri dan Dunia Kerja)
2.Siswa
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap situasi kerja di IDUKA
3.Siswa
menguasai budaya kerja berbasis Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Peduli
Lingkungan (K3LH).
4.Siswa
memiliki karakter luhur yang tercermin dari ucapan, tindakan dan perbuatan
sesuai nilai luhur Pancasila.
5.Siswa
mampu menyelesaikan pekerjaan secara mandiri pada isian raport.
DESKRIPSI
AKSI NYATA YANG DILAKUKAN, BERIKUT ALASAN MENGAPA MELAKUKAN AKSI TERSEBUT
Aksi
nyata mengadakan workshop Budaya Kerja budaya Pelajar Pancasila dimaksudnya
untuk membumikan pemahaman dan tindakan preventif mengenai keselamatan kerja
dan tindakan pencegahan serta penyelamatan. Serta budaya kerja di industri
dapat diterapkan di sekolah setidaknya disandingkan dengan kebiasaan di
sekolah. Seperti disiplin masuk sekolah vs masuk kerja, disiplin menyelesaikan
tugas vs menyelesaikan penugasan serta berbudaya kerja produktif.
Kemandirian
dalam belajar dan bekerja juga sangat penting dikuasai siswa dan guru perlu
menyediakan tempat, media dan waktu untuk berkembangnya karakter kemandirian.
Salah satunya adalah pengisian biodata e-raport yang hampir setiap tahun selalu
mengalami problema kesalahan fatal baik NIS, tanggal lahir, alamat dan
lain-lain. Oleh karena itu berharap kesalahan dapat dikurang maka diadakan
penyegaran dan penguatan pengisian e-raport yang dipandu oleh saya sebagai
ketua tim proktor (administratoe web).
HASIL
DARI AKSI NYATA YANG DILAKUKAN
·Peserta
didik dapat memahami pentingnya budaya positif di dalam dunia kerja / dunia
industri yakni komitmen, disiplin, bertanggung jawab, kompeten, jujur dan
berintegritas
·Peserta
didik dapat memahami pentingnya Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan
Hidup.
·Peserta
didik dapat memahami pentingnya beradaptasi, berkolaborasi, bekerjasama dengan
orang lain dalam satu tim untuk mencapai sukses dan tujuan bersama.
·Peserta
didik dapat memahami pentingnya pemahaman mendalam dan penerapan profil Pelajar
Pancasila sebagai karakter bangsa yang perlu dirawat dan diamalkan.
DOKUMENTASI
Pengantar
dari Guru Pengampu P5BK
Tim
P5BK SMKNegeri 6 Surakarta
Latihan
memadamikan api bersama Petugas Damkar
Praktek
Pemadaman Api di Saat Kebakaran
Pendampingan
Siswa dalam Pengisian Biodata Raport
Pendampingan
Siswa yang kesulitan Login/edit Biodata
Penampakan
Peserta yang online
Penampakan
Peserta dan Guru Wali kelas yang online
Pada kesempatan ini juga
saya kabarkan bahwa saya telah mendedikasikan diri untuk menjaga Web E-Raport
selama kurang lebih 7 tahun berjalan hingga saat ini dan terbukti lancar serta bisa
mengikuti kemajuan dan perubahan kurikulum. Dalam hal ini perlu pula dikabarkan
aksi nyata bersama bp/ibu proktor/admin dalam mengembangkan E-raport. Berikut
dokumentasinya :
Pembuka
/ Pengantar Admin
Penjelasan
Create Relasi Tabel/ Tutorial Web Eraport
Hasil
Tampilan Raport P5BK
Selanjutnya dokumentasi Coaching Penyegaran E-raport antara admin dengan guru SMKN 6 Surakarta pada saat
Briefing online tanggal 17 Desember 2021 menggunakan Zoom. Berikut Aksi Nyata
Budaya Positifnya.
Teknisi Zoom Viska
Moderator Breifing Online
Presentasi Coaching E-Raport
Aksi dilanjutkan dengan pendampingan E Raport, Di hadapan 20 orang guru pengampu mapel P5BK, saya melakukan pendampingan Eraport. Karena raport tahun ini menggunakan kurikulum paradigma baru, kurikulum SMK Pusat Keunggulan (PK) maka ada sedikit perubahan yakni implementasi kegiatan Penguatan karakter Pancasila dituangkan dalam Raport deskripsi menggunakan penilaian rubrik P5BK meliputi Beriman taqwa kpd Tuhan YME, kreatif, bernalar kritis, mandiri, berkebhinekaan global dan gotong royong. Inilah 6 elemen penting dalam penilaian aksi P5BK kls X.
Berikut dokumentasi Youtube :
Rentang Pelaksanaan Pada Bulan Awal - Akhir Desember 2021