Powered by Blogger.

Peserta CGP Angkatan 4 Kota Surakarta

Calon Guru Penggerak Mengikuti Lokakarya 3 di Hotel Royal Herritage Solo

Mural Untuk Solo Bangkit

Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Pengelolaan Kelas Daring di SMK N 6 Surakarta

Selama masa pandemi pembelajaran hanya bisa secara daring guru dituntut bisa menggunakan aplikasi meeting.

Kangguru Mas Guru

Filosofi Semar pada Pewayangan Jawa yang ngemong, momong dan tut wuri handayani .

Foto Section CGP angkatan 4 Kota Surakarta

Berlangsung di Lokakarya 3 - Hotel Royal Herritage Solo.

Foto Section CGP angkatan 4 Kota Surakarta

Berlangsung di Lokakarya 3 - Hotel Royal Herritage Solo.

Thursday, March 31, 2022

2.3.a.9. Koneksi Antarmateri - Coaching

 Tujuan Pembelajaran Khusus:  

CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media

    Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

    Pada fase ini Anda diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2: Pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat sebuah koneksi antar materi belajar yang sudah Anda lakukan.

    Untuk memudahkan Bapak/Ibu CGP dalam merajut pemahaman dari berbagai materi, ada tiga penugasan yang perlu dilakukan. 

    Instruksi Penugasan

    • Buatlah sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas Anda. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya.
    • Bacalah pertanyaan-pertanyaan panduan berikut untuk membantu Anda membuat kaitan tersebut.
      • Buatlah sebuah kesimpulan dan penjelasan mengenai peran Anda sebagai Penuntun (Sistem Among) atau seorang Coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di Modul 2 yakni Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Emosi dan Sosial. 
      • Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan materi Modul 2.3 bagaimana keterampilan coaching dapat membantu profesi Anda sebagai guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. 
    • Unggahlah bagan atau artikel ini pada laman LMS.


    Filosofi Ki Hajar Dewantara: Pembelajaran 
    yang menciptakan "human wellbeing" yakni Pembelajaran 
    Berpihak pada murid.

    Pembelajaran Berdiferensiasi >> Pembelajaran Sosial Emosional>>
    Coaching Clinic sebagai langkah pembelajaran berekosistem pro siswa


    Berbeda dengan mentoringdefinisi coaching dalam proses pelaksanaannya merupakan pendampingan yang dilakukan hanya pada satu individu tertentu, dengan tujuan individu tersebut bisa belajar banyak dan mendapatkan inspirasi dari coach atau pembimbingnya.

    Pada proses coaching lebih ditekankan untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas seseorang secara pribadi dalam melakukan suatu pekerjaan, seperti halnya pada leadership coaching. Pelatihan akan mengantarkan individu dalam mencapai tujuan dengan menggali ide dan kreativitas.

    Sementara counseling adalah sarana konsultasi antara individu yang memiliki problematika dengan seorang konselor. Pelaksanaannya, bisa jangka panjang maupun pendek, bergantung pada lama atau cepatnya masalah tersebut terselesaikan.

    Rencana Aksi Coaching :


    Demikian, Semoga bermanfaat terima kasih !




    Salam Guru Penggerak !













    Wednesday, March 23, 2022

    PBL Pada Kurikulum Merdeka

    PROJECT BASED LEARNING / PROYEK PROFIL PELAJAR PANCASILA KURIKULUM MERDEKA
    Save & Share : 
    1. MEMAHAMI 6 DIMENSI KUNCI PROFIL PELAJAR PANCASILA dalam Pengembangan Projek Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja
    https://youtu.be/DlAH7n3VgzQ
    2. PRINSIP PRINSIP KUNCI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
    https://youtu.be/BtMG57INpLY
    3. CONTOH BENTUK PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDIDIK YANG MEMBERIKAN PENGUATAN KAPASITAS TIM
    https://youtu.be/NVUaqbWGREI
    4. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK GAYA HIDUP BERKELANJUTAN PADA JENJANG SD SMP SMA SMK
    https://youtu.be/9lIoLC0u-B0
    5. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK BHINEKA TUNGGAL IKA PADA SETIAP FASE DI JENJANG SD SMP SMA SMK
    https://youtu.be/hO-477l7n1o
    6. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK KEARIFAN LOKAL PADA SETIAP FASE DI JENJANG SD SMP SMA SMK
    https://youtu.be/_wgur6K16yA
    7. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK BANGUNLAH JIWA & RAGANYA PADA SETIAP FASE DI JENJANG SD SMP SMA
    https://youtu.be/wize9hQSr30
    8. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK SUARA DEMOKRASI PADA SETIAP FASE DI JENJANG SD SMP SMA SMK
    https://youtu.be/HUj4Z_Q4MpQ
    9. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK BEREKAYASA & BERTEKNOLOGI UNTUK MEMBANGUN NKRI PADA SETIAP FASE
    https://youtu.be/jNMcKIeMRC8
    10. CONTOH PENGEMBANGAN TEMA DAN TOPIK KEWIRAUSAHAAN PADA SETIAP FASE DI JENJANG SD SMP SMA SMK
    https://youtu.be/nUy6xCtDr60
    11. BENTUK ASESMEN KHAS SMK DI KURIKULUM 2022 YANG MEMBEDAKAN DENGAN JENJANG LAINNYA
    https://youtu.be/KfeZO0nIXK8
    12. PERAN ASESMEN DIAGNOSTIK FORMATIF DAN SUMATIF DALAM PROJECT BASED LEARNING DI KURIKULUM 2022
    https://youtu.be/99hfP6ClsM0
    13. Contoh Hasil Belajar Project Based Learning
    Link Video : https://youtu.be/0jG0Xwo4EVQ

    Tuesday, March 22, 2022

    Coaching Clinic VISKA

     

    2.3.a.4.3. Forum Diskusi Eksplorasi Konsep 



    Coaching Clinic SMK VI SKA


    • Apa yang dilakukan coach dalam membantu coachee mengenali situasi  (permasalahan atau tantangan) yang dihadapi coachee? 

    Jawab : Dalam membantu coachee mengenali situasi permasalahan yang dihadapi, seorang coach dapat menggunakan model TIRTA. Coachee dibuat rileks dengan pertanyaan-pernyataan ringan sambil menanyakan tujuan yang ingin diraih dari pertemuan ini tanpa coachee merasa sedang dilakukan tindakan coaching terhadap dirinya.  Coach dapat  berkomunikasi secara asertif dengan coachee untuk membangun kualitas hubungan yang nyaman sehingga dengan mudah melakukan identifikasi permasalahan coachee yakni dngan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif sehingga coachee mau menyampaikan permasalahannya secara luwes tanpa tekanan. Selanjutnya Coach mendorong coachee untuk membuat rancangan aksi yang memuat strategi penyelesaian dan pilihan-pilihan solusi untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahannya.   Dan langkah terakhir adalah coachmengarahkan dan memonitor agar coachee dapat bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan rencana aksinya

    Coach juga dapat menerapkan model coaching TIRTA. coach dapat memulai nya dengan menanyakan tujuan dari sesi coaching tersebut kepada couchee, apa tujuaan yang ingin coachee dapatkan dan apa ukuran keberhasilannya. Kemudian ajak coachee mengidentifikasi atau mengenali permasalahan yang dihadpai coachee Di sini, coach berperan sebagai pendengar yang aktif dengan merespon apa yang disampaikan coachee serta memberikan pertanyaan-pertanyaan yang efektif yang dapat membantunya menggali permasalahan, penyebabnya, serta melihat potensi dan menemukan solusinya.Lalu, coachee diajak unruk merancang aksi nyata; mencari strategi yang tepat dan menentukan jangka waktu serta ukuran keberhasilannya. Tahapan terakhir yaitu coachee diajak untuk membuat komitmen dari rancangan aksi nyata yang telah disusun dan menanyakan tindak lanjut dari coaching tersebut.

    • Bagaimana cara coach memberi respons terhadap situasi yang dihadapi coachee? (perhatikan secara cermat sikap dan perilaku coach)

    cara coach memberi respons terhadap situasi permasalahan yang dihadapi coachee yang pertama adalah membina rasa saling mempercayai, coach memberikan perhatian kepada keadaan pribadi peserta didik terutama kualitas belajarnya, coach juga menyampaikan data yang berhubungan dengan peserta didik, dari gesture bahasa tubuh coach juga memberikan kesan setara dengan peserta didik, terkadang juga coach menyelaraskan emosi dengan kata-kata yang menunjukan bahwa coach memahami masalah yang dialami peserta didik

    yang kedua coach juga menjadi pendengar yang aktif saat duduk berhadapan dengan coachee atau peserta didik, tanpa memberikan penilaian terhadap coachee, mendengarkan penuh rasa hormat dan fokus berusaha mendengar secara aktif dan memberikan respon singkat seperti kata oh, iya, hm.., anggukan kecil, raut wajah positif dana tersenyum

    yang ketiga adalah menanggapi perasaan dengan tepat (Parafrase) menegaskan kembali makna pesan yang disampaikan dengan menggunakan kalimat kita sendiri, mengajukan pertanyaan , agar mendorong coachee menguraikan lebih banyak lagi perasaannya

    • Apakah praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Anda? apa tantangan utama Anda dalam melakukan praktek coaching model TIRTA?

    Ya, praktek coaching model TIRTA dapat dipraktekkan dalam situasi dan konteks lokal kelas dan sekolah Saya. Tantangan utama Saya dalam melakukan praktek coaching model TIRTA ialah saat tahapan identifikasi. Coach harus memiliki kemampuan dalam mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan penemuan, pemahaman dan komitmen coachee. Hal ini menjadi tantangan dalam proses coaching apalagi bila menghadapi murid yang introvert dan tidak mau kooperatif sehingga sulit untuk dapat mengarahkannya dalam upaya penyelesaian masalah. Tantangan lain adalah keterbukaan siswa yang cenderung tidak terbuka membuat coach tidak bisa mengungkap masalah yang hadapi siswa.

    • Siapakah yang dapat membantu Anda melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah Anda? Bagaimana Anda melibatkan mereka?

    Dalam melatih praktek coaching model TIRTA di kelas dan sekolah, teman sejawat dapat menjadi partner kerja saya dalam penerapan model tersebut untuk mengatasi masalah yang dihadapi murid. Saya melibatkan mereka bersandar pada  asumsi  bahwa  tanggung  jawab  kegiatan  coaching  melibatkan  seluruh  personalia yang ada di sekolah.  Kolaborasi Guru, wali kelas, Guru BK (konselor) dan  waka kesiswaan akan sangat membantu proses coaching model TIRTA terhadap murid di kelas dan juga sekolah. 

    Berkonsultasi dengan teman satu jurusan untuk mendeteksi masalah siswa dan melakukan langkah-langkah koordinasi dengan guru BK, kesiswaan dan wali kelas untuk mengungkap masalah dan memecahkan bersama, tidak lupa melibatkan orang tua siswa.

    Monday, March 21, 2022

    Capaian Pembelajaran Khusus Coaching CGP

     Materi selanjutnya adalah Coaching 



    Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:

    1. memahami konsep coaching secara umum, meliputi definisi, tujuan, dan jenis coaching serta perbedaannya dengan mentoring dan konseling
    2. memahami konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai keterampilan pendekatan pendampingan dan berkomunikasi dengan murid
    3. memahami hakikat komunikasi yang memberdayakan dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching
    4. memahami langkah-langkah mendengar aktif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching
    5. memahami langkah-langkah bertanya efektif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching
    6. memahami langkah-langkah memberi umpan balik positif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching
    7. mengidentifikasi peran pendidik sebagai seorang coach di konteks sekolah
    8. memahami pendekatan coaching sebagai pendampingan sistem among (Tut Wuri Handayani)
    9. melakukan praktek coaching dengan menggunakan model TIRTA kepada sesama CGP, atau bersama salah seorang murid, dan atau satu rekan guru di sekolahnya 
    10. mengembangkan sikap terbuka, kritis, empati dan percaya diri dalam melakukan praktik coaching.

    Isi Materi Modul

    1. Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
    2. Komunikasi yang Memberdayakan
    3. TIRTA Sebagai Coaching Model

    coach            : pemberi manfaat dan pelaksana kegiatan coaching

    coachee       : penerima kegiatan dan manfaat kegiatan coaching

    coaching       : kegiatan percakapan yang menstimulasi pemikiran coachee dan memberdayakan potensi coachee

    community of practice    : sebuah kelompok yang terbentuk dengan tujuan berlatih dan mempraktikan materi pelatihan untuk pengembangan bersama

    mentee          : penerima kegiatan mentoring


    TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW modelGROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1) Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini, 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee, 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi. 4) Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya.

    Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.  Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada murid melalui pendekatan coaching di komunitas sekolah dengan lebih mudah dan mengalir.

    TIRTA kepanjangan dari

    T: Tujuan
    I: Identifikasi
    R: Rencana aksi
    TA: Tanggung jawab

    Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.

    Tugas Anda adalah menuntun atau membantu murid (coachee) menyadari bahwa mereka mampu menyingkirkan sumbatan-sumbatan yang mungkin menghambat perkembangan potensi dalam dirinya.

    Dengan demikian, bagaimana cara Anda menjaga agar dapat menyingkirkan sumbatan yang ada? Jawabannya adalah keterampilan coaching.

    TIRTA dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee)

    Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

    a. Apa rencana pertemuan ini?
    b. Apa tujuannya?
    c. Apa tujuan dari pertemuan ini?
    d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
    e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?

    Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

    Sunday, March 20, 2022

    Lokakarya 3 - CGP 4 Di Hotel Royal Herritage Solo



    Hari Sabtu, 19 Maret 2022  peserta Calon Guru Penggerak (CPG) angkatan 4 Kota Surakarta bersama Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah menghadiri Lokakarya 3 di Hotel Royal Herritage Solo. Sebanyak 163 CGP terbagi beberapa hotel di Solo serentak mengikuti acara tersebut sebagai bagian penting dari kegiatan  proses belajar di Pendidikan Guru Penggerak.



    Tema penting pada Loka 3 ini adalah Visi Misi Sekolah. CGP diminta membuat visi misi sekolah dan tujuan sekolah diawali dengan membawa angket hasil penyebaran angket pada tugas loka 2. Setelah angket diisi siswa, guru dan sebagian orang tua maka CGP menganalisis dan membuat Visi misi.

    Sesi Foto Bersama









    Pada Visi Misi sekolah SMK Negeri 6 Surakarta dalam loka 3 kami mencatat sebagai berikut :

    Visi Sekolah :

    Unggul dalam prestasi, kuat berkarakter, siap kerja dan berwirausaha (Siswa-prenuer ) serta adaptasi teknologi dan peduli lingkungan ( ViskaNesia )* 

    * ) (Visioner, Inovatif, Sehat, Kreatif, Adiwiyata) dan Berkarakter Pancasila / Indonesia

    Adapun Misi sekolah adalah :

    1. Meningkatkan iman taqwa kepada Allah SWT dengan kegiatan literasi pagi (Baca Al-Quran), atau doa Pagi bagi non muslim dan motivasi sehat (ABCD)
    2. Mengembangkan kegiatan literasi melalui membaca dan menulis halus & rapi pada setiap penugasan dari guru bervariasi digital maupun manual (ABaCa).
    3. Menguatkan karakter pekerja 4 as (Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kertas Tuntas, Kerja Ikhlas).
    4. Menumbuhkan kesadaran 5 R (Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin) di manapun berada.
    5. Memperkuat pembelajaran budi pekerti, pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.
    6. Memperkuat penggunakan adapatasi teknologi dan peduli lingkungan.
    Selanjutnya Program Sekolah :
    1. Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dengan program Sekolah sehat, sekolah berkarya berupa senam sehat, kegiatan mural dan seni. KBM dengan bernyanyi dan ice breaking.
    2. Gerakan 4 G (Grooming, Greeting, Gembira) gerakan Senyum, salam, sapa, sopan, santun. (5S)
    3. Gerakan Pekan Wirausaha (memperkuat kegiatan Siswa-Prenuer)


    Demikian hasil singkat Visi Misi sekolah karya CGP 04 SMKN 6 Surakarta



    Salam Guru Penggerak



    Darsono

    JURNAL 13 –PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL


     JURNAL 13 –PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

    OLEH : DARSONO – CGP 04 SMK NEGERI 6 SURAKARTA

    KOTA SURAKARTA



    Model 8: Model Driscoll

    Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001). Model yang dikenal dengan Model “What?” ini pada dasarnya terdiri dari 3 bagian, namun dapat dikembangkan dengan berbagai variasi bergantung pada pertanyaan detail yang dipilih.

    1)      WHAT? (Deskripsi dari peristiwa yang terjadi)

    -          Apa yang terjadi?

    Proses pembelajaran anak tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Aspek emosi dan sosial ini sangat berpengaruh terhadap prilaku anak kepada dirinya, orang lain dan lingkungannya. Pada anak usia dini dan remaja aspek sosial emosi ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran sosial emosional. Dimana pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada anak usia dini. Ada empat kompetensi kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional anak; self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management. Keempat kompetensi ini penting dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan keterampilan sosial anak. Karena dengan mengembangkan keempat aspek sosial emosional anak tersebut akan berimplikasi pada tertanamnya sifat-sifat baik/ karakter-karakter unggul pada diri anak dalam dunia sosial. Metode-metode seperti bermain, modeling, story telling, drama dan lainnya tepat digunakan untuk mengembangkan keempat keterampilan tersebut

     

    -          Apa yang saya lihat/dengar/alami?

    Saya mengamati bahwa pembelajaran sosial emosional di sekolah perlu dibumikan, perlu diterapakan sedini mungkin, sebab belajar dari pengalaman bukanlah inteligensia yang harus ditonjolkan tetapi justru nilai-nilai karakterlah yang mampu membuat orang berhasil. Keberhasilan seseorang ternyata lebih ditentukan pada EQ (Emotional Quetion) mencapai 80%  daripada IQ (Intelegencia Quetion) hingga hanya 20%. Penelitian menemukan bahwa individu yang dengan potensi kepemimpian kuat juga cenderung lebih cerdas secara emosional. Riset ini menyarankan bahwa EQ adalah kualitas penting yang perlu dimiliki pemimpin atau manajer. Menurut suatu analisis berdasarkan hasil program pembelajaran emosional dan sosial, jawaban pertanyaan tadi adalah ya.

    Penelitian menunjukkan, sekira 50 persen anak-anak yang mengikuti program tersebut meraih pencapaian yang lebih baik, dan 40 persen lainnya menunjukkan perbaikan nilai rata-rata. Program ini juga dihubungkan dengan berkurangnya tingkat hukuman, peningkatan kehadiran siswa di sekolah dan berkurangnya masalah displin.

    Suatu penelitian yang dilakukan Carnegie Institute of Technology menunjukkan bahwa 85 persen kesuksesan finansial seseorang adalah karena kemampuan humanis seperti kepribadian dan kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi dan memimpin. Sementara itu, pengetahuan teknis hanya mengambil porsi 15 persen.

     

    -          Apa reaksi saya pada saat itu?

    Membaca data di atas saya melakukan reaksi menyadari pentingnya sosial emosi bahwa belajar adalah interaksi penting menuju masa depan peserta didik. Belajar di kelas dan di luar sekolah adalah pembentukan karakter, persiapan diri untuk menyiapkan diri lebih baik baik di industri dan wirausaha.

    Membaca data di atas satu kata yakni : “Change” Perubahan, berubah dan merubah. Perubahan radikal konstuksional di masa belajar mengajar menggunakan pendekatan sosial emosional dan berdiferensiasi pada peserta didik sebagai drivernya adalah guru dan kurikulum, passengernya adalah siswa dan orang tua.

    Kolaborasi membentuk ekosistem belajar untuk bersama berubaha dilakukan dengan diskusi, sarasehan dan obrolan positif.

     

    -          Apa yang orang lain lakukan pada saat peristiwa itu terjadi?


    Seorang anak dapat belajar dengan sebaikbaiknya apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan mereka merasa aman dan nyaman secara psikoligis. Para ahli perkembangan yang menganut paham kematangan sebagai dasar pertumbuhan berpendapat bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran merupakan buah dari hukum kematangan internal. Ini menunjukkan bahwa anak akan bisa belajar apabila cukup waktu untuk berkembang. Namun behaviorist berpendapat berbeda, menurut mereka pertumbuhan dan pembelajaran adalah hal eksternal bagi anak dan dikendalikan oleh lingkungan. Dengan memengaruhi secara langsung, berbagai stimulus dan respons yang berasal dari lingkungan, anak itu akan belajar. Dengan menata lingkungan yang penuh dengan stimulus yang serasi dengan tiap perkembangan anak maka anak dengan nyaman akan belajar tentang lingkungan sekitarnya. Lain halnya dengan para ahli psikologi constructivist, mereka berpendapat bahwa baik faktor biologis maupun faktor lingkungan sama-sama memengaruhi perkembangan anak secara timbal balik (Seefeld & Wasik, 2008:33-34).

    Kompetensi sosial dan emosional adalah kemampuan untuk memahami, mengelola, dan mengekspresikan aspek-aspek sosial dan emosional kehidupan seseorang, dengan demikian seorang anak mampu meraih keberhasilan, melaksanakan tugas sehari-hari seperti belajar, membentuk hubungan/ berinterkasi, memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, dan beradaptasi dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks. Ini mencakup kesadaran diri, kontrol impulsif, bekerja kooperatif, dan peduli tentang diri sendiri dan orang lain. Mereka belajar untuk mengenali dan mengelola emosi mereka; membangun hubungan yang sehat; menetapkan tujuan yang positif; memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial; membuat keputusan yang bertanggung jawab, dan memecahkan masalah. Mereka diajarkan untuk menggunakan berbagai keterampilan kognitif dan interpersonal untuk mencapai secara etis tujuan yang relevan dan perkembangan sosial. Selanjutnya, mendukung diciptakan lingkungan untuk mendorong pengembangan dan penerapan keterampilan ini untuk beberapa pengaturan dan situasi. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran sosial emosional dapat meminimalisir prilaku-prilaku negatif dan menanamkan perilaku-perilaku positif sehingga terbentuknya karakter unggul pada anak.

     

      2)      SO WHAT? (Analisis dari peristiwa yang terjadi)

    -          Bagaimana perasaan saya pada saat peristiwa itu terjadi?

    Perasaan saya mendapati pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional adalah saya langsung mencoba menerapkan di kelas. Saya mendapati sesuatu hal dalam belajar mengajar yang lebih mendukung bangunan karakter masa depan.  Goleman (dalam Elias, 1997) menjelaskan kecerdasan emosional terdiri dari lima bidang, yaitu 1) self-awareness; mengenal perasaan (kesadaran) karena berada dalam situasi kehidupan nyata; 2) managing emotions; mengatur emosi dengan perasaan yang kuat sehingga tidak kewalahan dan terbawa oleh emosi, 3) self-motivation; motivasi diri yang berorientasi pada tujuan dan mampu menyalurkan emosi ke arah hasil yang diinginkan, 4) empathy and perspective-taking; berempati dan mengenali emosi dan memahami sudut pandang orang lain, 5) social skills, kemampuan menjaga hubungan di lingkungan sosial.

    Kelima area intelejensi sosial tersebut dijadikan sebagai kompetensi kunci yang dapat dikembangkan, dipraktikkan dan dikuatkan dalam pembelajaran sosial emosional (Elias, 1997). Karena dengan mengembangkan kelima kompetensi tersebut akan melahirkan berbagai sifat-sifat positif dan keterampilan-keterampilan sosial lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan karakter-karakter unggul yang dibutuhkan anak pada setiap sisi kehidupannya untuk bisa hidup aman dan nyaman dengan orang lain.

     

    -          Apakah yang saya rasakan sama/berbeda dengan orang yang mengalami kejadian yang sama?

    Hal yang saya rasakan sangat berbeda dengan kejadian yang sama. Belajar itu membangun impian bukan mengajar materi semata, belajar itu membentuk karakter bukan membentuk tekanan, belajar itu dibuat menyenangkan bukan penekanan.

     

    -          Apakah saya masih merasakan perasaan/dampak yang sama jika dibandingkan dengan perasaan/dampak langsung setelah peristiwa?

    Dampak belajar menerapkan PSE (Pembelajaran sosial Emosional) sangat kuat bagi siswa, hasil refleksi yang saya lakukan pada aksi nyata 7 Maret 2022 menunjukkan siswa lebih releks, lebih nyaman, lebih asyik dan mampu bertahan untuk duduk mengerjakan tugas. Komentar siswa lebih memperlihatkan belajar itu bermain positif, bercerita dan berbagi ada di dalamnya.

     

    -          Kecenderungan apa yang saya amati dari diri saya ketika menghadapi peristiwa serupa?

    Saya memiliki kecenderungan bahwa penerapan pembelajarn sosial emosional dan pembelajaran berdiferensiasi perlu dijadikan interaksi belajar setiap hari agar belajar itu menyenangkan, belajar itu menggembirakan.

     

    -          Mengapa saya bisa memiliki kecenderungan tersebut?

    Saya memiliki kecenderungan untuk menjadi perubah keadaan, menjadi pembelajar bukan semata mengajar tetapi melakukan perubahan (Change) pada siswa agar bersama berubah melihat masa depan dengan fenomena belajar yang menyenangkan, belajar dengan mendeteksi kesiapan, kebutuhan belajar dan profil diri siswa.

    Belajar dengan pendekatan sosial emosional mulai dari kesadaran diri, kesadaran sosial dan pengelolaan diri, keterampilan relasi serta pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

    Kecerdasan bukan milik IQ semata, tetapi kecerdasan melihat perubahan, kecerdasan melihat masa depan, kecerdasan melihat perubahan yang fenomena pada teknologi seperti crypto currency, metaverse, NFT dan perubahan lain yang nampak di kita.

     

    -          Setelah mengalami peristiwa tersebut, apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun yang Anda yakini sebelumnya?

    Satu kata kunci Perubahan. Pendapat saya mari kita berubah, mari kita ciptakan pola belajar mengajar yang menggunakan pendekatan diferensiasi, belajar dengan sosial emosional, belajar dengan senyum, sapa, salam sopan, santun. Belajar dengan ice breaking dan teknik STOP.

    Pemikiran saya mengemas belajar mengajar dengan bernyanyi lagu “Mars SMKN 6 Surakarta, awali dengan motivasi pagi, cerita-cerita pembuka yang menyenangkan, tanya jawab tentang ibu, keluarga, sholat subuh, bantuan-bantuan yang perlu dilakukan. Menanyakan tentang penerapan HASTALAKU (Delapan karakater lokal baik) meliputi : Gotong Royong, Grapyak Semanak (ramah tamah), Guyub Rukun (kerukunan), Lembah Manah (rendah hati), Ewuh pekewuh (saling menghormati), Pangerten (saling menghargai), Andhap Asor (berbudi luhur), dan Tepa Slira (tenggang rasa).

     

     3)      NOW WHAT? (Tindak lanjut dari peristiwa yang terjadi)

    -          Apakah kejadiannya akan berbeda jika pada saat itu saya mengambil langkah yang berbeda?

    Menggunakan Pembelajaran Sosial Emosioanl dikemas dalam Visi misi sekolah serta tujuan sekolah dijadikan program sekolah akan berbeda hasilnya jika kita tidak bertindak. Maka mari kita buat visi misi sekolah.

    Hasil Lokakarya 3 tempo hari pada tanggal 19 Maret 2022 mengajarkan kita membuat Visi Misi Sekolah.

     -          Di mana saya bisa mendapatkan informasi tambahan agar bisa siap ketika

    menghadapi peristiwa serupa di masa depan?

    Kita membuat visi misi sekolah (hasil diskusi dengan kepala sekolah) di lokakarya 3 di hotel Royal Heritage Surakarta tgl 19 Maret 2022.

    Diawali dengan membuat pertanyaan berbasis rumus BAGJA (buat pertanyaan, dan gali mimpi) disebarkan kepada seluruh siswa, guru, kepala sekolah dan orang tua siswa.

    Hasil Angket yang disebarkan dianalisis, dijadikan rekap diambil beberapa kata kunci meliputi Masalah, harapan, dan mimpi siswa.

    Hasil analisis angket dibuatkan kata kunci untuk membuat Visi misi sekolah.

     

    -          Dukungan apa yang saya butuhkan agar bisa menindaklanjuti refleksi saya?

    Saya berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru mengenai tindak lanjut atas visi misi dan kegiatan sekolah untuk mencapai visi misi sekolah.

    Kita merencanakan membuat gerakan sekolah menyenangkan (GSM) berupa gerakan membuat Mural di tembok sekolah yang menginspirasi, gerakan 5S (Senyum, sapa, salam, sopan, santun) berupa Greeting, Grooming dan Gembira (3G).

    Kita merencanakan membuat pekan Wirausaha menujuk gerakan Siswa preneur. Siswa mandiri di bidang entreprenuer. Kita mulai ibarat kita mengarungi gelombang, kita harus di atas gelombang perubahan.

     

    -          Bagian mana yang sebaiknya saya kerjakan lebih dulu?

    Bagian yang akan saya kerjakan adalah : Menumbuhkan budaya belajar mengajar menyenangkan. Budaya 3G, dan budaya Siswapreneur.

     

    -          Setelah Anda melakukan pembelajaran ini, apa hal baru yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda?

    Yang akan saya bagi kepada rekan guru dan siswa adalah :

    • Belajar mengajar menggunakan pendekatan diferensiasi belajar (kesiapan, kebutuhan dan profil siswa)
    • Belajar mengajar menggunakan pendekatan sosial emosional ( 5 KSE)
    • Belajar mengajar menggunakan budaya positif (Rutin, Protokol dan Terintegrasi).
    • Menyampaikan pada guru visi misi baru sekolah yang berpihak pada siswa dan membuat kegiatan yang membentuk karakter baik pada diri siswa.

     

    Gotong royong membuat Mural


    Pengejaaan Mural Guru


    Hasil Mural Siswa dan Guru







    Daftara Pustaka

    https://edukasi.okezone.com/read/2015/03/31/65/1126832/mana-yang-lebih-penting-iq-atau-eq


    Saturday, March 19, 2022

    Minyak Goreng yg Tergoreng

    𝗞𝗮𝗹𝗶𝗮𝗻 mau minyak goreng itu 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 di dapat dgn harga 𝗦𝘁𝗮𝗻𝗱𝗮𝗿 ?
    Cobalah Kalian berhenti jadi org yg 𝗵𝗲𝗯𝗼𝗵 sendiri, belilah seperlunya dan berhenti lah jadi pedagang 𝗠𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗱𝗮𝗸𝗮𝗻. 
    Jangan memperparah keadaan dgn ikut dalam rantai kartel 𝗺𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸

    Loh kok gitu?...
    Gini ya... 
    pertama 𝗽𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵 itu sudah membuat 𝗿𝗲𝗴𝘂𝗹𝗮𝘀𝗶 sistem minyak 1 harga. 
    Kalian yg 𝗵𝗲𝗯𝗼𝗵.. 
    Pedagang  bukan, pelaku usaha di bidang makan juga bukan, tapi heboh beli banyak untuk stok di rumah, padahal untuk rumah tangga 2 liter itu bisa sampai 4 atau 5 hari bahkan bisa sampai seminggu kecuali kalian minum.

    Akibat heboh seperti itu muncul lah kesan nya seolah olah minyak keluar langsung habis, gitu terus. 
    Lantas muncullah ide orang sakti mandraguna untuk di 𝘁𝗶𝗺𝗯𝘂𝗻 dulu minyaknya.

    Ketika situasi sudah benar-benar kacau, baru lah keluar 𝗠𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸 dengan harga lebih tinggi. Akibat permintaan banyak dan heboh, muncul pedagang dadakan jual 𝗠𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸 𝘖𝘯𝘭𝘪𝘯𝘦, harga inbok harga bisa di setel suka suka dan bisa ambil sekali puluhan atau ratusan dus tergantung modal... 
    Akibatya grosir yg biasa dapat pasokan banyak, tidak kebagian lagi, hingga akhirnya terjadi kelangkaan  𝗺𝗶𝗻𝘆𝗮𝗸.

    𝗣𝗲𝘀𝗮𝗻 untuk 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻𝗮 belilah seperlunya...
    Tidak usah 𝘔𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝗽𝗲𝗺𝗲𝗿𝗶𝗻𝘁𝗮𝗵, cukup pake akal 𝗟𝗼𝗴𝗶𝗸𝗮𝗺𝘂. 
    Terapkan ini selama paling tidak seminggu, mungkin minyak goreng itu biasa lagi seperti  sedia kala dan 𝗽𝗲𝗻𝗷𝘂𝗮𝗹 𝗼𝗻𝗹𝗶𝗻𝗲 pun akan hilang sendirinya.
    𝗞𝗮𝗹𝗮𝘂 ada yg tersinggung berarti 𝗞𝗢𝗣𝗜 𝗠𝗨 KURANG PAHIT 🙏.

    Maaf kalo tersinggung bukan maksudku untuk menyindir tapi memang itu kenyataannya bagi ku biar lah Mahal asal ada 🙏🙏🤗

    #foto hanya pemanis.

    Wednesday, March 16, 2022

    Koneksi Materi 2.2 a.9 Pembelajaran Sosial Emosional

     


    Wednesday, March 9, 2022

    GAMBAR 1

     


    Hasil karya siswa SMK Negeri 6 Surakarta

    Sunday, March 6, 2022

    Jurnal ke -11 Kegiatan Pembelajaran Sosial dan Emosional Modul 2.2

    Memasuki Minggu ke 11 CGP mendapatkan materi yang sangat berarti yakni Pembelajaran berbasis Sosial Emosional. Pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar.

    Pembelajaran Sosial dan emosional adalah pembelajaran tentang kesadaran diri untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain serta adanya kemampuan untuk menghubungkan dirinya dengan dunia sekitar sehingga terjadinya saling menghormati, menghargai, dan belajar bertanggung jawab atas keputusan yang dibuatnya. Hal ini akan terbentuk apabila sekolah berkomitmen dan menjalin kolaborasi dengan seluruh warga sekolah bahkan wali murid untuk mewujudkan kondisi atau suasana dimana anak mampu belajar dari pengalamannya untuk terus belajar. Apabila suasana belajar yang kondusif ini sudah terwujud dan pikiran anak sudah bisa terbuka untuk terhubung dengan dunia luar, tentunya mereka akan tergerak untuk belajar secara mandiri.

    Pada jurnal 11 kali ini saya menggunakan Model 6 yakni : Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R) Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). Model 5M terdiri dari langkah-langkah berikut:

    1.      Mendeskripsikan (Reporting)

    Memasuki materi 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional, CGP terlebih dahulu melanjutkan belajar materi sebelumnya. Setelah mendalami materi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi, CGP memperoleh kesempatan melakukan sintesis antar materi dan aksi nyata. Dalam melakukan sintesis materi, CGP bekerja secara mandiri. Sedangkan saat aksi nyata, CGP berkolaborasi dengan sesama CGP dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi dalam diskusi kelompok dilanjutkan membuat RPP sendiri berbasis Diferensiasi. CGP melakukan sintesis antar materi untuk menemukan keterkaitan dari materi Pembelajaran Berdiferensiasi dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sementara pada bagian Aksi Nyata, CGP membutuhkan upaya ekstra keras untuk bisa menyusun RPP Berdiferensiasi.

    CGP tidak mengalami kesulitan dalam menyusun keterkaitan antar materi yang telah dipelajari. Hal ini karena dalam proses pembelajaran daring, CGP telah menentukan pokok-pokok materi yang dipelajari dalam setiap modul. Hal ini sebagai hasil belajar dari pengalaman sebelumnya saat masih awal mengikuti program ini. Sementara dalam pelaksanaan Aksi Nyata, CGP berusaha memadukan RPP yang sudah ada dengan menambahkan diferensiasi. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun pada dasarnya sama dengan penyusunan RPP seperti biasa, tetapi kendala tetap ada. Pengalaman menulis RPP sebelumnya hanyalah dasar. Pengembangannya membutuhkan waktu lebih untuk mempelajari lebih lanjut. Kendala terutama dalam melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik. Pada sesi latihan ini, RPP berdiferensiasi yang disusun masih belum menampakkan masalah yang dihadapi murid.

    Pada Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional, CGP melakukan refleksi pembelajaran sebelumnya yakni menyelesaikan paket pembuatan SAC dengan tema Guru Penggerak, Videografi, Audiografi, Fotografi dan Desain grafis. CGP di sini mulai mendapatkan kendala yakni banyak siswa yang belum menyelesaikan tugas SAC dengan baik padahal waktu yang disediakan cukup banyak apalagi menggunakan sistem Blocking Curiculum tentunya siswa lebih bisa menyelesaikan tugas sesuai targetnya. Namun kenyataannya tidak seperti rencana awal. Siswa yang sudah menyelesaikan tugas SAC baru sekitar 20-25%. Tentunya membuat CGP merasa galau karena KBM masih terbatas, PTM dan PJJ.

     

    2.      Merespon (Responding)

    Merespons kenyataan yang dihadapi CGP tersebut di atas, maka CGP mencoba melakukan ceklist pada elemen-elemen tagihan yang harus dilengkapi sebagai syarat penyelesaian tagihan. CGP panggil tiap siswa untuk menghadap dan menanyakan elemen apa saja yang sudah kerjakan sekaligus croscek menanyakan kendala-kendala yang dihadapi siswa. Melalui aplikasi CGP mengecek komponen tagihan yang harus disetorkan siswa dan ternyata memang banyak yang belum disetorkan. Menyikapi hal ini CGP memberikan waktu lagi untuk mengerjakan hingga selesai, dengan terpaksa CGP menyediakan waktu yang cukup banyak hingga siswa boleh pulang asal laporan setoran tugas beres. Apabila belum beres CGP minta tidak pulang dulu dan diberi waktu mengerjakan di depan komputer hingga nampak ada progres tambahan yang berarti. Apabila dirasa ada progres maka siswa boleh pulang dan bisa dilanjutkan esok hari sesuai jadwal KBM.

     

    3.      Mengaitkan (Relating)

    Di masa pandemi seperti sekarang ini semua kegiatan tidak bisa berjalan selancar seperti sebelumnya, dinamisasi perubahan demikian cepat dan harus direspons pula dengan sangat cepat agar bisa menyesuaikan dengan aturan yang ada. Aturan PTM terbatas dan PJJ sangat dinamis dan berubah setiap waktu. Inilah yang menyebabkan kegiatan KBM lengkap dengan materi ajar yang telah dipersiapkan berjalan tertatih-tatih terlebih lagi KBM berbasis proyek dan kendala siswa yang tidak cukup alat untuk mengerjakan, Andalannya hanya di sekolah bisa mengerjakan tugas. Terkait hal ini pula CGP menyadari untuk mengkolaborasi setiap sesi KBM PTM terbatas digunakan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugasnya.

    Demi keterampilan, pengetahuan dan sikap yang selaras dengana cita-cita profil pelajar Pancasila (guru tidak membully, tidak kekerasan, tidak memaksakan kehendak, tidak memonopoli kreativitas) akhirnya siswa diberi kebebasan semua tagihan tugas pekerjaan siswa diberikan waktu yang cukup. Jangankan masalah tugas yang belum selesai dikerjakan siswa, nilai raport siswa yang masih di bawah KKM pun masih bisa diremidi/direvisi sampai siswa bisa lulus dengan nilai baik.

    Berkaitan dengan hal nilai raport pula CGP kali ini menyediakan waktu cukup siswa untuk menyelesaikan/merevisi penugasan pembulatan Website Bisnis dari Blogspot dan Wordpress agar layak dinilai BAIK. Tugas dari tanggal 1 – 7 Maret 2022 dengan setoran Link alamat Blog/wordpress siswa yang sudah direhab sesuai kisi-kisi yang diminta.

     

    4.      Menganalisis (Reasoning)

    Menyikapi siswa terlambat setoran tugas dan nilai raport di bawah KKM secara teori siswa sekarang mengalami degradasi tanggung jawab, degradasi ketakutan alias semaunya karena mendapatkan informasi bahwa apapun ceritanya siswa akan mendapatkan penilaian yang baik dari sekolah. Sekolah akan pobia jika mendapati muridnya masih banyak yang belum tuntas ini menunjukkan gurunya belum lolos uji sertifikasi, gurunya perlu didiklat dan seterusnya apapun siswanya bisa lulus dengan nilai baik.

    Dari kejadian siswa yang telat setoran tugas dan nilai di bawah KKM CGP menyikapinya dengan tetapi berpegang teguh pada azas penilaian PAKEM seperti diberi waktu mengerjakan, apapun tugasnya akan diskor oleh guru baik dan buruknya guru yang akan menilai, guru melihat kemauan keras siswa memperbaiki diri sudah lebih dari cukup untuk merevisi nilainya. Siswa datang tepat waktu, ada janji, ada komitmen sudah point tersendiri untuk guru menilai.

     5.      Merancang ulang (Reconstructing)

     

    CGP mencoba mereconstruksi kegiatan agar terhindar dari jebakan siswa yang terlambat setoran tugas dan nilai raport dibawah KKM dengan menerapkan sistem KBM Tuntas, selesai KBM tugas pun selesai. Tidak ada PR (Pekerjaan Rumah) yang dibawah pulang untuk dikerjakan. PR di rumah adalah bersosialisasi, membantu orang tua, ibadah, berorganisasi, menyalurkan hobby, olah raga, picnik, dan lain-lain bukan pekerjaan sekolah. Makanya KBM dikemas dalam paket / elemen yang selesai dalam 2-4 jam dan harus nampak ending hasilnya.


    Berikut ttg Link angket yg telah disebarkan :

    mhn Bapak dibantu..ada isian survey untuk keperluan kegiatan Guru Penggerak

    Isian kami tunggu dalam minggu ini ya ? baik siswa dan ortu Anda


    Angket Siswa :

    https://docs.google.com/forms/d/1lreHB7HrJHoJ-YoWz1PXFGBXZbMbYGk9-lAYEaoY8Ik

    Angket Ortu :

    https://docs.google.com/forms/d/1rEJftgwP3neeqnM2GzgW15ntOHLY3V3yHz7RrujkFE8

    Angket KS dan Guru:

    https://docs.google.com/forms/d/1EomXiHEvTqw8VB6Wt0MQo8u6296PgeK_iA7ZhAnYEIw