Peserta CGP Angkatan 4 Kota Surakarta
Calon Guru Penggerak Mengikuti Lokakarya 3 di Hotel Royal Herritage Solo
Mural Untuk Solo Bangkit
Tergerak, Bergerak, Menggerakkan
Pengelolaan Kelas Daring di SMK N 6 Surakarta
Selama masa pandemi pembelajaran hanya bisa secara daring guru dituntut bisa menggunakan aplikasi meeting.
Kangguru Mas Guru
Filosofi Semar pada Pewayangan Jawa yang ngemong, momong dan tut wuri handayani .
Foto Section CGP angkatan 4 Kota Surakarta
Berlangsung di Lokakarya 3 - Hotel Royal Herritage Solo.
Foto Section CGP angkatan 4 Kota Surakarta
Berlangsung di Lokakarya 3 - Hotel Royal Herritage Solo.
Tuesday, February 22, 2022
Kata Gus Dur Kita
Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah
Sunday, February 20, 2022
2.1.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 9 Guru Penggerak
Dalam kegiatan refleksi minggu ke-9 ini, admin akan
membagikan contoh refleksi dengan menggunakan metode 4C ( Connecting,
Challenge, Concept, and Change ).
Pilihan Tema sesuai dengan Peminatan
C1) Connecting
- Mengawali kegiatan belajar pada modul 2 yaitu
Modul 2.1 adalah pretest, dilanjutkan pembahasan paket Modul 2.1 Memenuhi
Kebutuhan Belajar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.
- Seperti halnya teori pembelajaran yang diungkap
Tomlinson (2000) bahwa “Pembelajaran
diferensiasi adalah usaha sadar untuk menyesuaikan proses pembelajaran di
kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu.”
- Kami mengikuti Lokakarya 2 di Hotel Swiss Bell
Surakarta yang membahas Komunitas Praktisi bersama CGP dan Pendamping.
- Kami berdiskusi bersama Bapak Fasilitator, teman-teman sesama CGP dalam satu kelompok, mengeksplorasi konsep mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi dalam ruang kelompok LMS dan grup whatsApp.
2)
C
2) Challenge
Ada
beberapa hal positif yang lahir dari penerapan Pembelajaran Diferensiasi ini
yang membuat saya banyak tertarik pada :
- Setiap
murid dikelas akan dihargai, akan menyambut dan merasa disambut dengan
baik ( sesuai kebutuhan belajar masing-masing )
- Setiap
murid didalam kelas tersebut saling menghargai satu sama lain
- Setiap
murid akan merasa aman dan nyaman dalam belajar dikelas
- Ada
harapan bagi pertumbuhan (setiap murid akan tumbuh dan berkembang
kearah peningkatan kualitas belajar masing-masing)
3)
Concept
·
Kosep utama yang penting untuk terus dibawa,
digerakkan dan dipraktikkan adalah penerapan pembelajaran berdiferensiasi yakni
model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dasar pemikiran pembelajaran
diferensiasi adalah siswa memiliki kesiapan belajar, minat ,dan profil
belajar yang berbeda. Oleh karena itu, guru melakukan pembelajaran yang
memfokuskan pada implementasi berbagai metode pembelajaran sehingga
pembelajaran itu menyenangkan, relevan (sesuai dengan kondisi) dan
menarik bagi siswa. Pembelajaran dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan siswa dan disesuaikan dengan
kendala yang dialami siswa sehingga pembelajaran bermakna bagi siswa. Rancangan
pembelajaran bermakna akan menumbuhkan minat
belajar siswa. Agar kebutuhan siswa terakomodasi dalam pembelajaran guru
harus melakukan analisis mengenai kesiapan belajar siswa, minat siswa,
dan profil belajar siswa.
· Kesiapan
belajar merupakan kesiapan siswa untuk mempelajari materi pelajaran
yang akan dibahas. Untuk menggali lebih mendalam mengenai pengetahuan siswa,
guru secara maksimal menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan siswa.
· Minat
siswa perlu diketahui oleh guru sehingga pembelajaran benar-benar bermakna
bagi siswa. Guru dapat mengemas pembelajaran sesuai dengan minat siswa. Dengan
itu, minat siswa dapat tumbuh dari dalam diri siswa. Guru dapat melibatkan
siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran sehingga pembelajaran yang dirancang
benar-benar bermakna bagi siswa. Siswa dalam proses pembelajaran tidak akan
dijejali dengan materi yang menekankan pada konten pembelajaran tetapi siswa
memperoleh pengalaman dalam pembelajaran.
· Profil
merupakan pendekatan pembelajaran yang disukai siswa dalam pembelajaran. Hal
itu dipengaruhi oleh cara berpikir siswa, kecerdasan, budaya, latar
belakang, jenis kelamin, dll. Masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang
berbeda dengan yang lain. Ada siswa yang suka belajar kelompok dan ada juga
siswa yang tidak suka belajar berkelompok. Ada siswa yang suka berdiskusi dalam
belajar. Ada siswa yang tidak menyukai diskusi. Ada siswa yang kelihatan pasif
dalam pembelajaran tetapi ketika dilakukan asesmen, siswa tersebut tuntas dalam
pembelajaran. Ketiga aspek tersebut perlu dianalisis sebelum guru melakukan
pembelajaran sehingga tujuan pembejaran dapat tercapai dengan maksimal. Guru
merancang pembelajaran dalam bentuk pembelajaran yang berdiferensiasi.
- Konsep utama pembelajaran diferensiasi ini sangat cocok diterapkan disekolah/ kelas masing-masing, karena sesuai kebutuhan, minat dan profil peserta didik dalam rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila .
4)
Change
Apa
perubahan dalam diri setelah mendapat materi modul 2.1 ?
- Pembelajaran
Berdiferensiasi dapat merubah pola belajar mengajar di kelas, yang semula
belajar mengajar dengan target-target yang ketat sekarang tidak dengan
target tetapi lebih kepada interaksi sosial, komunikasi, kesepakatan
kelas, dan diskusi pengembangkan diri.
- Semula
belajar dengan skill yang sangat kuat, dengan KBM diferensiasi dilakukan
secara humanis, penghargaan pada keberagaman belajar, kemampuan dan
kebutuhan belajarnya.
- Selain
itu pembelajaran diferensiasi juga dapat mewujudkan peningkatan kualitas
pendidikan mulai dari murid, sekolah dan Indonesia tercinta.
Wednesday, February 16, 2022
Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniah
1.4.a.4. Eksplorasi Konsep - Budaya Positif
Eksplorasi Konsep
Bapak/Ibu
CGP, Eksplorasi konsep untuk Budaya positif terdiri dari beberapa bagian yaitu.
2.1.
Perubahan Paradigma -Stimulus Respon lawan Teori Kontrol
CGP dapat memahami miskonsepsi tentang kontrol dan
selanjutnya mengadakan perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori
kontrol. CGP juga melakukan refleksi atas penerapan praktik disiplin yang
dijalankan di sekolahnya.
2.2. Arti Disiplin dan 3 Motivasi Perilaku Manusia
CGP dapat memahami konsep disiplin positif dihubungkan
dengan teori motivasi perilaku manusia, serta konsep motivasi internal dan
eksternal.
2.3. Keyakinan Kelas, Hukuman dan Penghargaan
CGP dapat memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas
sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi
landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah
sekolah/kelas, yang pada akhirnya akan menciptakan budaya positif.
2.4.
Lima (5) Kebutuhan Dasar Manusia
CGP memahami bahwa setiap tindakan murid dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka yang berbeda-beda dan agar menjadi individu
yang selamat dan bahagia, kebutuhan dasar harus terpenuhi secara positif. CGP
memahami bahwa kebutuhan dasar dapat dipenuhi dengan cara positif atau negatif
oleh karena itu peran guru adalah memberdayakan anak agar dapat memenuhi
kebutuhannya secara positif.
2.5 Lima (5) Posisi Kontrol
CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang
dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya. CGP dapat mengetahui
dan menerapkan disiplin restitusi di posisi Monitor dan Manajer agar dapat
menciptakan lingkungan positif, aman, dan nyaman dan dapat menghasilkan
murid-murid yang lebih mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab.
2.6 - Segitiga Restitusi
CGP memahami dan menerapkan restitusi melalui tahapan
dalam segitiga restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif
pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah agar menjadi murid
merdeka.
Wednesday, February 9, 2022
Masa itu Cuma Sebentar
Saturday, February 5, 2022
Jurnal 6 - Pemetaan Kekuatan Komponen Sekolah (SMK Negeri 6 Surakarta)
1. Merefleksi Pembelajaran Modul 1.3
Tak terasa memang bahwa kita telah memasuki Minggu ke-enam berjalannya PGP ini di Kota Surakarta. Di minggu ini materi model 1.3 di bahas dan disajikan baik kelompok maupun individual lewat LSM terkai Visi guru Penggerak. Aktivitas yang kami lakukan adalah mempelajari modul 1.3 yaitu mulai dari Diri-Visi Guru Penggerak, Eksplorasi Konsep Visi Guru Penggerak, Berbagi Visi murid impian, berbagi tugas.
Kesimpulan tentang Inkuiri Apresiasif, Ruang Kolaborasi Visi Guru. Ruang Kolaborasi -- Pemetaan Kekuatan Google Meet for Moodle, Ruang Kolaborasi -- Pemetaan Kekuatan, Gallery Walk Forum, Ruang kolaborasi -- Presentasi dan umpan balik google meet for Moodle, elaborasi pemahaman- kebutuhan perubahan di sekolah dan koneksi antar materi.
Aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan di atas semuanya berhubungan dengan visi. Sebenarnya apa Visi itu? visi adalah tujuan, masa depan, cita-cita, hal yang ingin dilakukan.
Visi juga merupakan gambaran besar atau gambaran secara keseluruhan apa yang diinginkan. Visi ini sangat penting dimiliki setiap system, organisasi atau suatu instansi/lembaga demi mewujudkan impian, cita-cita, dan harapan yang diinginkan dari input/masukan, proses dan output.
Seorang guru sudah seharusnya mampu membuat visi yang sejalan dengan impiannya dan mengkomunikasikan visi tersebut kepada pemangku kebijakan supaya dapat berjalan secara sinergis. Visi yang dibuat guru seyogyakan harus menggambarkan keperpihakkan kepada peserta didik
Visi tersebut harus mampu mengakomodir segala keunikan, potensi dan keragaman karakter peserta didik. Guru harus memiliki kesabaran yang lebih dan keikhlasan dalam mengarahkan dan membimbing tumbuh kembang peserta didik sehingga mereka dapat hidup sesuai kodrat zaman dan kodrat alamnya. Tergambar secara jelas dalam visi tersebut keberpihakan terhadap peserta didik. Keberpihakan tersebut akan menciptakan peserta didik yang merdeka.
Peserta didik yang memiliki kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Kebebasan yang dapat mendorong peserta didik menjadi lebih berani tampil di depan umum, cerdik dalam bergaul, kreatif, dan inovatif. Kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif.
2. Memulai Dari Diri Sendiri
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa di bawah pengawasan guru . Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Roda sepeda adalah sebuah elemen dari satu kesatuan sepeda sebagai suatu sistem. Sadel sepeda itu juga merupakan elemen lainnya.
Demikian juga dengan stir sepeda itu. Elemen-elemen yang membentuk sepeda itu saling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi. Tidak berfungsinya satu elemen dalam sistem tersebut, akan mempengaruhi keseluruh fungsi sistem.
Sekolah sebagai sebuah sistem memiliki beberapa komponen, dimana masing-masing komponen saling berkaitan. Komponen -- komponen sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran (output).
Tujuan dari sekolah akan tercapai apabila ketiga komponen ini dapat berjalan dengan baik. Masukan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk menjalankan proses sehingga menghasilkan keluaran yang diharapkan.
Masukkan terdiri dari masukan utama yaitu siswa yang berpotensi untuk dididik, yang kedua masukkan instrumental yaitu guru sebagai tenaga pendidik untuk menjadikan seorang siswa sebagai manusia seutuhnya, yang terakhir yaitu masukkan lingkungan terutama lingkungan sekolah. Masukan di kategorikan menjadi dua yaitu masukan sumber daya dan masukan manajemen.
Masukansumber daya meliputi sumberdaya manusia, yaitu kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan dan siswa, sedangkan sumber daya lainnya meliputi peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb. Input manajemen atau kepemimpininan merupakaninput yang berpotensi dalam pembentukan sekolah yang efektif.
3. Aksi Nyata
Hal yang kami lakukan terkait modul ini adalah melakukan pemetaan kekuatan secara penugasan berkelompok dengan presentasi dan secara mandiri. Bahwa kita diminta mengidentifikasi pemetaan kekuatan komponen sekolah meliputi siswa, guru, kepala sekolah, Tata usaha, Komite sekolah, pemerintah (dinas), LSM, alumni dan lain-lain. Mereka diidentifikasi peran, fungsi dan manfaat serta kekuatannya dalam mendukung visi sekolah.
Aksi nyata kami menggunakan aplikasi Photoshop dan power point untuk prensensi dg Gmeet.
4. Permasalahan
Komponen kedua sekolah sebagai suatu sistem yaitu proses. Proses merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah, termasuk segala kegiatan yang terjadi di dalam sekolah untuk mengubah masukan agar menghasilkan keluaran yang diharapkan. Proses mencakup kegiatan belajar mengajar, kegiatan pengelolaan sekolah, serta kegiatan administrasi sekolah.
Kualitas suatu proses dipengaruhi oleh masukan yang ada , dan tinggi rendahnya mutu dalam suatu proses akan mempengaruhioutput nantinya . Dalam sistem sekolah terjadi juga proses manajemen atau kepemimpinan .
Pemimpin harus memberikan motivasi kepada seluruh staf untuk bekerja dengan baik agar berjalannya suatu proses sehingga menghasilkan keluaran yang diharapkan.
1. Pada saat presentasi, presentasinya ditanggapi dengan menambahkan peran dan kekuatan masing-masing komponen sekolah.
2. Bahwa masing-masing komponen adalah kekuatan yang memiliki peran luar biasa untuk kemajuan sekolah. (gambar terlampir).
Gambar 2. Poster Kelompok (Dok pribadi)
Sekolah sebagai suatu sitem berharap memiliki output yang bermutu. Output sekolah berfokus pada siswa, diantaranya yaitu kelulusan siswa. Output yang bermutu yaitu jika seluruh siswa dapat lulus dengan nilai yang memuaskan serta siswa mampu menyerap ilmu-ilmu yang dipelajarinya selama ini.
Output sekolah dikatakan bermutu tinggi apabila siswa mampu berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Siswa adalah fokus dari Output sekolah, dengan catatan siswa harus memiliki kompetensi yang telah dipersyaratkan.
Output sekolah adalah lulusan yang bermanfaat bagi kehidupan, baik secara personal, maupun sosial, individu dan juga kelompok, ditinjau dari sudut lulusan.
Sedangkan pada pendididan dasar dan menengah, siswa dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi jika ingin melanjutkan, dan dapat bekerja/ mencari nafkah, baik dengan mempekerjakan diri kepada orang lain atau mempekerjakan orang lain dengan membuka lapangan kerja baru berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan didapat dari pendidikan
Ketiga komponen sekolah sebagai suatu sistem sangat penting, akan tetapi kebanyakan sekolah-sekolah terlalu fokus pada input yaitu mengenai berapa siswa yang bersekolah di sekolah tersebat dan juga terlalu fokus pada output yaitu mengenai jumlah kelulusan.
Padahal yang terpenting adalah prosesnya yaitu pelaksanaan pendidikan di Sekolah. Apabila proses pembelajaran mempunyai kualitas yang baik maka output yang dihasilkan akan sesuai harapan. Misalnya saja mengenai kelulusan, apabila prosesnya berkualitas maka siswa tidak hanya mendapat predikat lulus saja, tapi juga menjadikan dirinya sebagai lulusan yang berkualitas.
Demikian jurnal Mingguan yang kami sampaikan.. Masih tetap semangat untuk mengisi hari-hari dengan tugas dan peran CGP
Salam Guru Penggerak
Referensi :
http://panda-imoet.blogspot.com/2014/05/analisis-dan-pemetaan-sekolah-sebagai.html
Friday, February 4, 2022
KOMUNITAS PRAKTISI
Komunitas praktisi atau community of practices (CoPs) merupakan sarana yang baik untuk mempelajari pengetahuan yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan kinerja organisasi. Dalam komunitas praktisi, selain adanya penggunaan kembali pengetahuan untuk efisiensi yang lebih besar, juga mampu memfasilitasi penciptaan dan transfer pengetahuan untuk inovasi yang lebih besar. Dalam konteks organisasi sekolah, Di sinilah peran komunitas praktisi salah satunya Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang harus dibangkitkan.
Goal nya :
Tujuan dari kegiatan Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2 Lokakarya 2
ini diharapkan Calon Guru Penggerak mampu; 1). Menjelaskan manfaat berbagi dari
diskusi komunitas praktisi, 2). Mengidentifikasi manfaat komunitas praktisi
bagi sekolah masing-masing, 3). Mengidentifikasi tantangan dan peluang membuat
komunitas praktisi, 4). Menjelaskan peranan guru penggerak dalam membuat
komunitas praktisi, 5). Menganalisa diri dalam menjalankan perannya sebagai
guru penggerak untuk membuat komunitas praktisi, dan 6). Menjelaskan tahapan
menggerakkan komunitas praktisi.
Hasil :
Hasil yang diharapkan dari Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2
lokakarya 2 ini adalah; 1). Pemetaan aplikasi komunitas praktisi di sekolah
masing-masing(manfaat, tantangan, peluang, cara), 2). Pemetaan kelebihan dan
kelemahan diri dalam menjalankan peranan sebagai guru penggerak untuk membuat
komunitas praktisi, dan 3). Rencana menggerakkan komunitas praktisi tahap
merintis di sekolah masing-masing.
Kegiatan Lokakarya Guru Penggerak
Pelaksanaan program guru pengegerak telah melalui tahapan
seleksi. Pengumuman peserta yang lolos guru penggerak direncanakan diumumkan
oleh Kemdikbud pada tanggal 5 Oktober 2020. Perjalanan menjadi guru penggerak
harus dilalui selama sembilan bulan. Perjalanan panjang ini meliputi beragam
kegiatan, salah satunya adalah lokakarya. Pada lokakarya ini, guru penggerak
didampingi oleh pendamping. Pendamping melakukan pendampingan individual.
Adapun perjalanan pendidikan guru penggerak pada lokakarya selama 9 bulan
sebagai berikut.
Lokakarya
Perdana
Pada
lokakarya ini, guru penggerak didampingi oleh pendamping. Pendamping melakukan
pendampingan individual. Dalam perjalanan lokakarya ini materi yang dibahas
berkaitan dengan refleksi filosofis pendidikan nasional, dan nilai-nilai dan
peran guru penggerak.
Lokakarya
ke-1
Lokakarya
ke-1 menitikberatkan pada penguatan Komptensi Guru Penggerak. Materi atau modul
yang dibahas pada lokakarya ini berkaitan dengan Visi Guru Penggerak, dan
Budaya Positif.
Lokakarya-2
Lokakarya ke-2 pendidikan guru penggerak berkaitan dengan bagaimana kemampuan
untuk menggerakkan komunitas praktisi program calon guru penggerak. Modula tau
materi yang dibahas yaitu praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, serta
pembelajaran sosial dan emosional
Lokakarya
ke-3
Lokakarya
ke-3 pada bulan keempat tentang visi, misi, dan program sekolah yang berdampak
pada murid. Modul ini membahas tentang pembelajaran sosial dan emosial, serta
coaching.
Lokakarya
ke-4
Materi pada
lokakarya ini berkaitan dengan guru berpihak pada murid. Pada lokakarya ini
membahas tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, serta
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Lokakarya
ke-5
Materi
lokakarya ke-5 berkaitan dengan refleksi komptensi calon guru penggerak. Materi
yang difokuskan pada lokakarya-5 yaitu pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ,
dan pengelolaan program yang berdampak pada murid
Lokakarya
ke-6
Lokakarya
ke-6 berkaitan dengan pengelolaan program yang berdampak pada murid.
Lokakarya
ke-7
Materi
dilokakarya ke-7 berkaitan dengan festival panen hasil belajar calon guru
penggerak
Lokakarya
ke-8
Fokus materi
pada lokakarya ini adalah visi dan aksi sekolah yang berpihak kepada murid
Lokakarya
ke-9
merupakan
lokakarya penutup pada program pendidikan guru penggerak yang membahas tentang
keberlanjutan program.
Demikian
tadi perjalanan program pendidikan guru penggerak . Semoga pendidikan Indonesia
semakin jaya.
Tuesday, February 1, 2022
12 Permintaan ANAK