Powered by Blogger.

Sunday, April 10, 2022

Jurnal 15 - Coaching Clinic Dengan Siswa dan Rekan Guru

 

JURNAL 15

COACHING CLINIC

Oleh Darsono-CGP SMKN 6 Surakarta



Fact

 

Perjalanan Pendidikan Guru Penggerak saat ini telah sampai pada minggu ke-15. Saat ini kami sedang mempelajari Modul 2.3 Coaching. Saya bersama rekan-rekan CGP melakukan eskplorasi konsep secara mandiri, forum diskusi eksplorasi konsep, ruang kolabarsi latihan coaching dan ruang kolabarosi praktek coaching. Dalam eksplorasi konsep mandiri, saya membaca materi tentang konsep coaching, definisi coaching, mencermati video sang kancil dan burung hantu, video tentang komunikasi asertif, menjadi pendengar aktif, bertanya efektif dan memberi umpan balik positif, serta coaching model TIRTA. Banyak pengalaman baru yang saya dapatkan di samping ada beberapa yang telah saya lakukan secara rutin. Dalam forum diskusi eksplorasi konsep, kami menjawab pertanyaan berdasarkan pengamatan terhadap video praktik coaching model TIRTA, kemudian saling berbagi pengalaman, pendapat, saran dan masukan. Tujuannya untuk saling menguatkan pemahaman CGP. Pada pembelajaran ruang kolaborasi CGP didampingi oleh fasilitator dalam memperlajari kasusyang ada di sekolah, yaitu kasus antara siswa, antara siswa dengan guru, dan antara guru dengan kepala sekolah dan pengawas, kami bergiliran menjadi coach, coachee, dan pengamat dalam mempraktikkan coaching model TIRTA secara virtual. Selain kegiatan pembelajaran di LMS, minggu ini saya juga merancang kegiatan aksi nyata untuk modul 2.3 berupa Pembelajaran Coaching dengan rekan guru dan murid, yaitu melakukan coaching dengan menerapkan model TIRTA pada suatu masalah siswa yang dihadapi.

 

Feelings

 

Pengalaman yang saya dapatkan pada pembelajaran minggu ini sangat banyak dan akan sangat berguna dalam melaksanakan tugas di sekolah. Misalnya komunikasi asertif, akan sangat berguna dalam menjalin hubungan dengan rekan kerja, atasan, siswa maupun masyarakat. Dalam komunikasi asertif, saya belajar bagaimana mendengarkan lawan bicara sekaligus mengungkapkan pendapat dengan baik, santun, tanpa menyinggung lawan bicara. Teknik bertanya efektif, memberikan saya pengalaman bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi, menggali potensi, menjabarkan rencana, dan menuntun tanggung jawab.  Menjadi pendengar aktif, sangat penting untuk diterapkan dalam berkomunikasi untuk membuat lawan bicara merasa nyaman, merasa diperhatikan, sekaligus kita dapat menyimak, memahami, dan memberi respons atas hal yang diungkapkan. Respons yang diberikan akan berguna bagi lawan bicara jika diberikan dalam bentuk umpan balik positif. Semua keterampilan yang dipelajari, mendukung penguasaan pada coaching model TIRTA. Coaching model TIRTA yang dilaksanakan dengan baik akan dapat membantu peserta didik mengetahui potensinya, menentukan rencana solusi dan mengambil tangung jawab. Hal ini penting dalam menjalankan peran sebagai guru yang menuntun murid guna mencapai kemandirian dalam hidup.

 

Findings

Hubungan antara keterampilan coaching dalam peran sebagai seorang pendidik yaitu mampu mendorong tumbuh kembangnya peserta didik secara holistik, aktif dan produktif serta perannya sebagai coach bagi rekan sejawat atau guru lain. Dalam modul 2 ini sangat berhubungan dari mulai pembelajaran berdeferensiasi kemudian pembelajaran sosial emosional dan coaching. Ketiganya saling berhubungan dan sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.

Coaching merupakan sebuah proses kolabirasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistemati, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dan coachee (Grant, 1999)

Model TIRTA adalah tahapan coaching yang biasa diterapkan baik dalam lingkungan kelas maupun sekolah. TIRTA merupakan akronim sebagai berikut:

  1. Tujuan Umum
  2. Identifikasi Masalah
  3. Rencana Aksi dan
  4. Tanggung Jawab

Dari keempat langkah tersebut dapat diperankan oleh pendidik sebagai coach dalam teknik coaching model TIRTA.

Sebagai seorang calon guru penggerak harus menguasai keterampilan coaching akan membantu saya dalam proses kolaborasi baik dengan rekan sejawat atau dengan murid. Disisi lain dengan menguasai keterampilan coach dapat menambah wawasan memahami proses coaching, serta mempraktikkan sebagai coach dan coachee.

 

Future

Setelah mempelajari coaching model TIRTA, saya tertarik untuk mencoba menerapkannya dalam membantu murid menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Coaching model TIRTA sangat berbeda dengan praktik konseling maupun mentoring yang selama ini diterapkan di sekolah. Dalam konseling, konselor berperan menggali masalah yang telah dilalui oleh klien, sedangkan dalam mentoring, mentor memberikan tips-tips mengatasi masalah berdasarkan pengalaman mentor. Sementara dalam coaching model TIRTA, coach tidak memberikan solusi secara langsung, tetapi menggali dari dalam diri coachee, potensi/kekuatan apa yang dapat dikembangkan guna menjadi solusi. Di sinilah keterampilan komunikasi dan bertanya efektif akan sangat berguna. Dalam meningkatkan kemampuan saya melakukan coaching, saya akan belajar dari rekan guru senior, kepala sekolah, rekan CGP, maupun dari media internet yang memberikan banyak contoh coaching. Saya akan mengasah kemampuan coaching, baik dengan murid maupun dengan rekan guru yang memiliki masalah. Harapannya, saya dapat membantu mereka mengidentifikasi masalah, menemukan potensi diri, merancang rencana solusi, dan komitmen dalam menjalankan rencana.

Rencana alternatif yang akan saya lakukan agar perencanaan berjalan dengan lancar yang akan saya lakukan pertama adalah menggunakan model TIRTA pada proses coaching. Peran guru sebagai pamong dapat mendampingi murid, menuntun murid dalam mengeksplorasi dirinya dalam menemukan kebutuhan belajar dan strategi dalam memecahkan masalah pada dirinya sendiri.Dengan melakukan proses coaching dengan model TIRTA, murid akan lebih percaya diri dan dapat menemukan kekuatan yang ada dalam dirinya sehingga peran guru di sini hanya menggali kekuatan tersebut dan memberikan motivasi serta dukungan kepada murid.

 

Demikian jurnal saya minggu ini, semoga bermanfaat. Salam dan Bahagia