Powered by Blogger.

Saturday, April 16, 2022

Jurnal Minggu 17 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

JURNAL MINGGU 17

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

Oleh : Darsono – CGP Angkatan 4 Kota Surakarta'

SMK NEGERI 6 SURAKARTA



Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

 



4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang terjadi pada saat penulisan jurnal):

1.      Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

Kira-kira tanggal 07 April 2022 PGP angkatan 4 Kota Surakarta memasuki modul 3.1 berisi Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran. Pada modul ini saya telah melewati beberapa materi penting yakni :




·         Pendahuluan

Pada materi ini saya belajar banyak studi kasus yang memiliki unsur dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya dengan bujukan moral, dan bagaimana mengenali di antara keduanya? saya juga diajak untuk memutuskan berbagai studi kasus dilema etika berdasarkan 4 (empat) paradigma serta mendalami kecenderungan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang melandasi cara berpikir saya selama ini, yang berakibat kepada pengambilan keputusan yang saya tentukan. Prinsip-prinsip apa yang selama ini saya anut, dalam pengambilan suatu keputusan? Setelah pengambilan keputusan diambil perlukan kita menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa? Bagaimana menguji pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut sudah efektif atau tepat sasaran?

 

·         Forum Komunikasi Fasilitator dan Peserta Modul 3.1

Pada Forum ini saya mengomentari rasa penasaran tentang modul baru ini yang menarik, tertarik utk byk belajar, ttg fenomena baru teknik pengambilan keputusan. Apakah spt coaching? Ato spt open mindset? Sy berharap ini membuka mindset kt lbh bijak dlm pengambilan keputusan yg efektif.

·         Mulai dari Diri

Materi Mulai dari Diri bertujuan husus berupa Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan dan pihak komunitas sekolah. Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi kita, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa:  Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik.  Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu  itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik.  Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)

 

·         Survei Pengetahuan Awal

Dalam survei terdapat studi kasus mengenai Kepala Sekolah yang mendapatkan penawaran buku dari penerbit dan memberikan komisi yang menarik jika menggunakan penerbit tersebut. Mendapati Wakil Kepala Sekolah yang memberi penawaran dari penerbit tersebut kita diminta menganalisis kebajikan apa dan langkah apa yang perlu dilakukan seorang kepala sekolah !

·         Eksplorasi Konsep - Nilai-nilai Kebajikan-Universal

Selanjutnya pada Eksplorasi Konsep Nilai Kebaikan ini CGP diminta mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun kerjanya, dapat mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika dan bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika. Sekolah adalah 'institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah. 

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Prinsip Pengambilan Keputusan

o   Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP sebagai pemimpin pembelajaran dapat memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika.

o   Saya diminta melakukan wawancara kepada rekan sejawat mengenai studi kasus yang disajikan, silakan kirimkan tautan hasil rekaman dan jawablah beberapa pertanyaan yang disajikan

o   Saya belum melakukan wawancara dengan rekan sejawat karena lupa, fokus pada materi lanjutannya.

 

·         Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

o   CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

o   Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.

      1. Menentukan nilai yang saling bertentangan
      2. Menentukan siapa yang terlibat
      3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
      4. Melakukan pengujian benar vs salah

1)       (Uji legal) Apakah ada pelanggaran – peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?

2)      (Uji regulasi) Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?

3)      (Uji intuisi) Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

4)      (Uji Panutan/idola) Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

5)      (Uji Publikasi) Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik?

5.      Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

§  - Individu lawan masyarakat (individual vs community)

§  - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

§  - Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

§   - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6.      Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

·         Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

·         Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7.      Investigasi Opsi Trilema.

Opsi-opsi di luar dilema yang telah diputuskan bisa diambil dalam kondisi tertentu sebagai alternatif yang bisa dilakukan.

8.      Buat Keputusan

Membuat keputusan yang tepat

9.      Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Melakukan refleksi pada keputusan yang telah diambil.

 

·         Ruang Kolaborasi - Presentasi

Pada ruang kolaboarasi kerja kelompok dan presentasi, saya diminta mencari kasus yang memiliki dilema etika yang bisa dijadikan kasus penting dalam analisis kasus tersebut menggunakan prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan.

 

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, memerlukan panduan yang menuntun dalam mengambil keuputusan. Menelisik kembali peran guru penggerak ada lima, yaitu: sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, mewujudkan kepemimpinan murid. Serta nilai guru penggerak ada lima yaitu: MaRKIBe (Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada murid.

Setelah memasuki minggu ke-17 kami bertemu pembelajaran yang sangat menantang tentang pengambilan keputusan yang tepat. Gunakan rumus 4,3 dan 9 :

4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Alhamdulillah saya memahami tahapan-tahapan pengambilan keputusan dan pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. 

Sayapun memahami apa itu perbedaan dilema etika dengan bujukan moral.

Kata kunci dilema etika adalah  benar lawan benar. Pada kasus yan gdihadapi dimaan situasi yang terjadi ketika secara moral benar tetapi bertentangan. Contoh pada kasus mencontek yang ada di LMS, pada kasus ini pak guru melaporkan adalah hal benar, tetapi jika dilaporkan akan merusak masa depan anak murid. Nah disini berlaku pengecualian dan ini bernilai benar. Jadi membengkokkan aturan karena kasihan sesuatu yang dapat dibenarkan.

Bujukan moral, kata kuncinya benar lawan salah. Melakukan hal yang salah walaupun berniat baik tetap saja salah. Contoh bebohong tentang kwitansi acara karena ingin merayakan keberhasilan panitia. Benar dengan menolak kehendak ketua panitia. Salah ketika melakukannyakarena bertentangan dengan nilai kejujuran.

Pertimbangan yang pertama bagaimana 4 paradigma etika dilema yang sesuai dengan kasus yang dihadapi. Serta konfirmasi lagi dengan 3 prinsip pengambilan keputusan, lanjutkan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Perlu diperhatikan opsi trilema, dimana sebuah keputusan kreatif muncul tiba-tiba menawarkan solusi dari masalah yang tidak terpikirkan sebelumnya.

 

2.      Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah merasa senang ikut tergabung dalam pendidikan guru penggerak. Bangga menjadi bagian dari pergerakkan perubahan dalam dunia pendidikan. Baik itu dalam pradigma pemikiran tentang kedudukan murid, potensi murid, serta memperlakukan murid dengan melayaninya sepenuh jiwa. Ikut membangun negeri dengan terus belajar sepanjang hayat. Persiapan menghadapi siswa yang berbeda zaman. Saya merasa tertantang untuk terus menguasai ilmu - ilmu yang akan meningkatkan kematangan berpikir, bertindak, serta menjalankan amanah yang dapat dipertanggung jawabkan di dunia maupun akherat. Mencoba menawarkan mendidik dengan hati dan menghargai perbedaan menjadi memunculkan rasa nyaman dan bahagia dalam diri ini.

Pada modul ini menurut saya modul yang sangat penting dalam masa hidup sebagai calon guru penggerak karena tema pengambilan keputusan adalah tema yang seksi, menantang dan penuh dinamika konflik dan solusinya. Oleh karena itu, tentu perasaannya campur-campur antara kebanggaan, kesedihan, kepercayaan pada diri mendapatkan ilmu yang sangat baik ini yakni leadership.

 

3.      Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

 

Setelah pembelajaran hari ini. Saya akhirnya mampu: mulai belajar menjalankan peran dan nilai guru penggerak dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui alur MERRDEKA pada minggu ini kami belajar eksplorasi konsep secara mandiri mempelajari materi yang telah disediakan berbagai media dan sumber belajar. Kemudian dilanjutkan berdiskusi di ruang kolaborasi bersama fasilitator dan pendampingan individu bersama pengajar praktik. Hal ini menambah percaya diri kami dalam menguasai materi baru dalam pengambilan keputusan yang tepat. latihan menganalisis kasus demi kasus telah menambah pemahamaan saya tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pada moment pendampingan individu saya tunjukkan beberapa aksi nyata di materi sebelumnya yakni Komunitas Praktisi, Visi Misi, Budaya Positif dan Hasil-hasil yang dicapai. Tercatat sudah lengkap dan hasil kerja diapresiasi oleh PP (Pendamping) saya.

 

4.      Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

 

Setelah melakukan pembelajaran target saya berikutnya adalah mengerjakan latihan-latihan yang diberikan, serta secara perlahan mencoba mempraktikkannya atau mengimplemantasikan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Mencoba untuk menjadi lebih bijaksana dengan menggunakan rumus 4, 3 dan 9. Berpegang teguh dengan panduan ini akan menuntun saya mengambil keputusan. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu: cara berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, atau berpikir berbasis rasa peduli.

Serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, mulai dari mengenlai ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tersebut, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta (semakin banyak fakta akan memudahkan mengambil keputusan), pengujian benar salah (uji legal, regulasi, intuisi, publikasi, dan panutan/idola), pengujian paradigma benar lawan benar(4 paradigma: individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang). kemudian, dilanjutkan dengan melakukan prinsip resolusi (dari ketiga 3 prinsip pengambilan keputusan yang mana yang sesuai apakah Berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, atau berpikir berbasis rasa peduli).  

Setelah langkah ini berhasil ditentukan, lanjut ke pemeriksaan atau investigasi opsi trilema (adakah hal lain yang lebih kreatif bisa ditawarkan? pada titik inilah penyelesaian kreatif dan tidak terpikir sebelumnya bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. langkah kedelapan sampailah pada pengambilan keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. Sampai pada langkah akhir yaitu lihat lagi keputusan dan refeleksikan, Lihatlah dengan hati nurani yang tetap memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal demi menemukan win-win solution yang berkahir bahagia dan bijaksana.

Hal ini akan menambah kemampuan dalam diri saya terutama dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. tentu saja, hal ini akan mudah dijalankan apabila paradigma terhadap murid sudah mengarah melayani dan menuntun sesuai kodratnya, mengerti perbedaan individu sehingga lebih menghargai dalam pembelajaran yang berdiferensiasi dan sosial emosional, ditambah lagi dengan kemampuan berperan sebagai coach. keterampilan melakukan restitusi dan coaching akan menambah dewasa dan bijaksana dalam diri saya ketika menjalankan peran sebagai guru dan pelayan  murid. terimakasih Tuhan, memberikan kesempatan belajar ini, meskipun tidak mudah untuk sampai pada fase ini.  Semangat terus, pantang menyerah untuk menakhlukkan setiap tantangan.... good luck sahabat senasib, mari belajar sepanjang hayat....berotasi menjadi lebih baik dan bijaksana hingga lahir keberuntungan dan kebahagiaan. Terima kasih.