JURNAL MINGGU 17
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Oleh : Darsono – CGP Angkatan 4 Kota Surakarta'
SMK NEGERI 6 SURAKARTA
Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
4F merupakan model
refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan
menjadi 4P, dengan pertanyaan sebagai berikut (disesuaikan dengan yang sedang
terjadi pada saat penulisan jurnal):
1. Facts (Peristiwa):
Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat
menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Apa hal baik yang saya alami dalam proses
tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses
pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala
tersebut?
Kira-kira tanggal 07 April 2022 PGP
angkatan 4 Kota Surakarta memasuki modul 3.1 berisi Pengambilan Keputusan
Pemimpin Pembelajaran. Pada modul ini saya telah melewati beberapa materi
penting yakni :
·
Pendahuluan
Pada
materi ini saya belajar banyak studi kasus yang
memiliki unsur dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya
dengan bujukan moral, dan bagaimana mengenali di antara keduanya? saya juga
diajak untuk memutuskan berbagai studi kasus dilema etika berdasarkan 4 (empat)
paradigma serta mendalami kecenderungan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang
melandasi cara berpikir saya selama ini, yang berakibat kepada pengambilan
keputusan yang saya tentukan. Prinsip-prinsip apa yang selama ini saya anut,
dalam pengambilan suatu keputusan? Setelah pengambilan keputusan diambil
perlukan kita menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa?
Bagaimana menguji pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut
sudah efektif atau tepat sasaran?
·
Forum Komunikasi Fasilitator dan Peserta
Modul 3.1
Pada
Forum ini saya mengomentari rasa penasaran tentang modul baru ini yang menarik,
tertarik utk byk belajar, ttg fenomena baru teknik pengambilan keputusan.
Apakah spt coaching? Ato spt open mindset? Sy berharap ini membuka mindset kt
lbh bijak dlm pengambilan keputusan yg efektif.
·
Mulai dari Diri
Materi
Mulai dari Diri bertujuan husus berupa Mengaktifkan
pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di
antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan dan pihak komunitas sekolah. Dalam sebuah
wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi kita, Bapak
Nadiem Makarim menyatakan bahwa: Beban dan amanah kepemimpinan adalah
mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah
melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum
tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang
transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan,
tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran
murid? (Nadiem Makarim, 2020)
·
Survei Pengetahuan Awal
Dalam
survei terdapat studi kasus mengenai Kepala Sekolah yang mendapatkan penawaran
buku dari penerbit dan memberikan komisi yang menarik jika menggunakan penerbit
tersebut. Mendapati Wakil Kepala Sekolah yang memberi penawaran dari penerbit
tersebut kita diminta menganalisis kebajikan apa dan langkah apa yang perlu
dilakukan seorang kepala sekolah !
·
Eksplorasi Konsep - Nilai-nilai
Kebajikan-Universal
Selanjutnya
pada Eksplorasi Konsep Nilai Kebaikan ini CGP diminta mengidentifikasi
dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan
universal yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun kerjanya, dapat
mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan
keputusan dilema etika dan bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam
menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan
keputusan dilema etika. Sekolah adalah
'institusi moral' yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya.
Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil
suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik
antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar.
Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan
bagi seluruh warga sekolah.
3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep -
Prinsip Pengambilan Keputusan
o
Tujuan
Pembelajaran Khusus: CGP sebagai pemimpin
pembelajaran dapat memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip dalam pengambilan
keputusan yang memuat unsur dilema etika.
o
Saya diminta melakukan wawancara
kepada rekan sejawat mengenai studi kasus yang disajikan, silakan kirimkan
tautan hasil rekaman dan jawablah beberapa pertanyaan yang disajikan
o
Saya belum melakukan wawancara dengan
rekan sejawat karena lupa, fokus pada materi lanjutannya.
·
Eksplorasi Konsep - Konsep Pengambilan dan
Pengujian Keputusan
o
CGP dapat menerapkan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan
bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
o
Mari kita
terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.
- Menentukan nilai yang saling
bertentangan
- Menentukan siapa yang
terlibat
- Mengumpulkan fakta-fakta yang
relevan
- Melakukan pengujian benar vs
salah
1) (Uji legal) Apakah ada pelanggaran –
peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?
2) (Uji regulasi) Berdasarkan perasaan
dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
3) (Uji intuisi) Apa yang anda rasakan
bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa
nyaman?
4) (Uji Panutan/idola) Kira-kira, apa
keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
5) (Uji Publikasi) Apa yang Anda akan
rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan
menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi
Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik?
5. Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar.
§ - Individu lawan
masyarakat (individual vs community)
§ - Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
§ - Kebenaran lawan
kesetiaan (truth vs loyalty)
§ - Jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
6. Melakukan Prinsip
Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan
dipakai?
·
Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
·
Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
·
Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi
Trilema.
Opsi-opsi di luar dilema yang telah diputuskan bisa
diambil dalam kondisi tertentu sebagai alternatif yang bisa dilakukan.
8. Buat Keputusan
Membuat keputusan yang tepat
9. Lihat lagi
Keputusan dan Refleksikan
Melakukan refleksi pada keputusan yang telah diambil.
·
Ruang Kolaborasi - Presentasi
Pada
ruang kolaboarasi kerja kelompok dan presentasi, saya diminta mencari kasus
yang memiliki dilema etika yang bisa dijadikan kasus penting dalam analisis
kasus tersebut menggunakan prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah
pengambilan keputusan.
Pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, memerlukan panduan yang menuntun dalam
mengambil keuputusan. Menelisik kembali peran guru penggerak ada lima, yaitu:
sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong
kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, mewujudkan kepemimpinan
murid. Serta nilai guru penggerak ada lima yaitu: MaRKIBe (Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada murid.
Setelah
memasuki minggu ke-17 kami bertemu pembelajaran yang sangat menantang tentang
pengambilan keputusan yang tepat. Gunakan rumus 4,3 dan 9 :
4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Alhamdulillah saya memahami tahapan-tahapan pengambilan keputusan dan
pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan.
Sayapun
memahami apa itu perbedaan dilema etika dengan bujukan moral.
Kata
kunci dilema etika adalah benar lawan benar. Pada kasus yan gdihadapi
dimaan situasi yang terjadi ketika secara moral benar tetapi bertentangan.
Contoh pada kasus mencontek yang ada di LMS, pada kasus ini pak guru melaporkan
adalah hal benar, tetapi jika dilaporkan akan merusak masa depan anak murid.
Nah disini berlaku pengecualian dan ini bernilai benar. Jadi membengkokkan
aturan karena kasihan sesuatu yang dapat dibenarkan.
Bujukan
moral, kata kuncinya benar lawan salah. Melakukan hal yang salah walaupun
berniat baik tetap saja salah. Contoh bebohong tentang kwitansi acara karena
ingin merayakan keberhasilan panitia. Benar dengan menolak kehendak ketua
panitia. Salah ketika melakukannyakarena bertentangan dengan nilai kejujuran.
Pertimbangan
yang pertama bagaimana 4 paradigma etika dilema yang sesuai dengan kasus yang
dihadapi. Serta konfirmasi lagi dengan 3 prinsip pengambilan keputusan,
lanjutkan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Perlu
diperhatikan opsi trilema, dimana sebuah keputusan kreatif muncul tiba-tiba
menawarkan solusi dari masalah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
Perasaan
saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah merasa senang ikut
tergabung dalam pendidikan guru penggerak. Bangga menjadi bagian dari
pergerakkan perubahan dalam dunia pendidikan. Baik itu dalam pradigma pemikiran
tentang kedudukan murid, potensi murid, serta memperlakukan murid dengan
melayaninya sepenuh jiwa. Ikut membangun negeri dengan terus belajar sepanjang
hayat. Persiapan menghadapi siswa yang berbeda zaman. Saya merasa tertantang
untuk terus menguasai ilmu - ilmu yang akan meningkatkan kematangan berpikir,
bertindak, serta menjalankan amanah yang dapat dipertanggung jawabkan di dunia
maupun akherat. Mencoba menawarkan mendidik dengan hati dan menghargai
perbedaan menjadi memunculkan rasa nyaman dan bahagia dalam diri ini.
Pada
modul ini menurut saya modul yang sangat penting dalam masa hidup sebagai calon
guru penggerak karena tema pengambilan keputusan adalah tema yang seksi,
menantang dan penuh dinamika konflik dan solusinya. Oleh karena itu, tentu
perasaannya campur-campur antara kebanggaan, kesedihan, kepercayaan pada diri
mendapatkan ilmu yang sangat baik ini yakni leadership.
3. Findings
(Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru
yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
Setelah pembelajaran hari ini. Saya
akhirnya mampu: mulai belajar menjalankan peran dan nilai guru penggerak dalam
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui alur MERRDEKA pada
minggu ini kami belajar eksplorasi konsep secara mandiri mempelajari materi
yang telah disediakan berbagai media dan sumber belajar. Kemudian dilanjutkan
berdiskusi di ruang kolaborasi bersama fasilitator dan pendampingan individu
bersama pengajar praktik. Hal ini menambah percaya diri kami dalam menguasai
materi baru dalam pengambilan keputusan yang tepat. latihan menganalisis kasus
demi kasus telah menambah pemahamaan saya tentang pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran.
Pada moment pendampingan individu saya
tunjukkan beberapa aksi nyata di materi sebelumnya yakni Komunitas Praktisi,
Visi Misi, Budaya Positif dan Hasil-hasil yang dicapai. Tercatat sudah lengkap
dan hasil kerja diapresiasi oleh PP (Pendamping) saya.
4. Future
(Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan
hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah
belajar dari peristiwa ini?
Setelah melakukan pembelajaran target saya
berikutnya adalah mengerjakan latihan-latihan yang diberikan, serta secara
perlahan mencoba mempraktikkannya atau mengimplemantasikan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Mencoba untuk menjadi lebih bijaksana
dengan menggunakan rumus 4, 3 dan 9. Berpegang teguh dengan panduan ini akan
menuntun saya mengambil keputusan. Secara umum ada pola, model, atau paradigma
yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah
ini: 1. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 2. Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).
Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan
keputusan yaitu: cara berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis
peraturan, atau berpikir berbasis rasa peduli.
Serta 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan, mulai dari mengenlai ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam
situasi tersebut, menentukan siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta
(semakin banyak fakta akan memudahkan mengambil keputusan), pengujian benar
salah (uji legal, regulasi, intuisi, publikasi, dan panutan/idola), pengujian
paradigma benar lawan benar(4 paradigma: individu vs masyarakat, rasa keadilan
vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang).
kemudian, dilanjutkan dengan melakukan prinsip resolusi (dari ketiga 3 prinsip
pengambilan keputusan yang mana yang sesuai apakah Berpikir berbasis hasil
akhir, berpikir berbasis peraturan, atau berpikir berbasis rasa peduli).
Setelah langkah ini berhasil ditentukan,
lanjut ke pemeriksaan atau investigasi opsi trilema (adakah hal lain yang lebih
kreatif bisa ditawarkan? pada titik inilah penyelesaian kreatif dan tidak terpikir
sebelumnya bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.
langkah kedelapan sampailah pada pengambilan keputusan yang membutuhkan
keberanian secara moral untuk melakukannya. Sampai pada langkah akhir yaitu lihat
lagi keputusan dan refeleksikan, Lihatlah dengan hati nurani yang tetap
memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal demi menemukan win-win solution yang berkahir bahagia
dan bijaksana.
Hal ini akan menambah kemampuan dalam diri
saya terutama dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
tentu saja, hal ini akan mudah dijalankan apabila paradigma terhadap murid
sudah mengarah melayani dan menuntun sesuai kodratnya, mengerti perbedaan
individu sehingga lebih menghargai dalam pembelajaran yang berdiferensiasi dan
sosial emosional, ditambah lagi dengan kemampuan berperan sebagai coach.
keterampilan melakukan restitusi dan coaching akan menambah dewasa dan
bijaksana dalam diri saya ketika menjalankan peran sebagai guru dan pelayan
murid. terimakasih Tuhan, memberikan kesempatan belajar ini, meskipun
tidak mudah untuk sampai pada fase ini. Semangat terus, pantang menyerah
untuk menakhlukkan setiap tantangan.... good luck sahabat senasib, mari belajar
sepanjang hayat....berotasi menjadi lebih baik dan bijaksana hingga lahir
keberuntungan dan kebahagiaan. Terima kasih.