Powered by Blogger.

Sunday, April 10, 2022

JURNAL MINGGU KE – 14 COACHING

 

JURNAL MINGGU KE – 14

COACHING

OLEH : Darsono – SMK Negeri 6 Surakarta

 

Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)

Memasuki Minggu ke 14 saya mendapati materi COACHING yakni materi pendampingan dan pemecahan masalah siswa yang berbeda dengan mentoring dan conseling. Pada kali ini saya akan mengemas ke dalam model 4 F (Facts, Feelings, Findings, Future).

Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini

Saat ini (Minggu ke 3-4) sekolah sedang mengadakan PTS (Penilaian Tengah Semester) , Saya membuat soal pilihan ganda untuk soal gabungan teori kejuruan sebanyak 50 soal masing-masing 20 soal. Soal dikumpulkan ke Ketua Program untuk digabungkan menjadi satu soal bersama. Kali ini ujiannya menggunakan E-learning Viska (PJJ) baik kelas X, XI, dan XII soal dikerjakan secara mandiri di rumah karena situasi belum memungkinkan.

Saya tetep menyelesaikan tugas LMS yakni membuat Video Pembelajaran Sosial Emosional dan Berdiferensiasi dengan siswa kelas XII MM 1 pada tanggal 17 Maret 2022. Dapat dilihat pada lama Youtube : https://youtu.be/jwGAgXoRARo.

Memasuki Modul 2.3 kita belajar mengenai Coaching yakni mendampingi siswa menemukan pemecahan masalah siswa, saya mempelajari explorasi konsep coaching hingga melakukan simulasi coaching, tercatat ada 3 kasus contoh simulasi yang dipraktekkan oleh CGP melalui Gmeet. Tim terbagi menjadi 4 kelompok besar yakni TK/SD/SMP, dan SMA (1) dan SMA (2) serta SMK. Kasus yang disimulasikan berkaitan dengan masalah siswa dan guru.

  


Foto bersama dengan Peserta di Coaching

Feelings (Perasaan):

Sejujurnya materi Coaching ini sebenarnya materi yang harus disampaikan dan dipraktekkan dalam SK/KD pada perkuliahan S1 Pendidikan, sehingga para calon guru paham betul bagaimana menangani siswa membantu siswa dan orang tua keluar dari masalah. Bukan hanya keterampilan mengajar dan mengejar skill saja.  Kedua, secara jujur harus diakui mood membantu siswa keluar dari masalah-masalah belajar guru sekarang masih sangat kurang, belum berpihak pada murid, belum berpihak pada penyelesaikan kasus tetapi lebih kepada ketuntasan materi.

Bahwa masalah siswa yang cukup kompleks terkadang hanya diserahkan kepada guru BK, bisa jadi keterbatasan waktu, gerak langkah dan sebaran siswanya, peran guru Penggerak di sini lah diperlukan dalam membantu siswanya keluar dari masalah. Penanganan kasus dengan coaching bukan mentoring atau conseling adalah solusi terbaik menemukenali jati diri siswa untuk bertahan hidup, menyelesaikan masalah.

Findings (Pembelajaran):

Hal yang saya temukan adalah coaching itu model penanganan siswa dengan pendekatan mencari solusi dengan menggali kemampuan diri untuk menyelesaikan sendiri masalahnya, Coaching berbeda dengan mentoring dan conseling.  Conseling lebih kepada penanganan masalah dimana solusinya diberikan dari konsultant (guru), mentoring adalah tutorial guru kepada mentee (peserta) dimana menyelesaikan dengan langkah-langkah detail dari guru. Sedangkan coaching adalah menyelesaikan masalah dengan menyediakan bantuan siswa memberi kesempatan siswa menggali sendiri potensinya untuk menyelesaikan masalah. Inilah yang sedang dikembangkan, bagaimana siswa bisa menyelesaikan urusannya sendiri tanpa harus dibukakan solusi guru.



Future (Penerapan):

Berharap pembelajaran ke depan menggunakan pendekatan sosial emosional dan berdiferensiasi serta menggunakan model coaching, karena setiap siswa mengalami masalah yang berbeda-beda dan membutuhkan penanganan khusus. Saya akan kolaborasi dengan guru BK untuk membantu siswa terkhusus yang punya masalah-masalah belajar. Saya mencoba menelusuri dengan kesepakatan, pemetaan kelas sesuai dengan minat, bakat, niat, profil hinga kebutuhan siswa, kesiapan siswa dan membiasakan budaya positif budaya rutin dan terintegrasi dengan kegiatan belajar serta melakukan kegiatan baru berbasis protokol budaya positif.

 Link : https://drive.google.com/file/d/1TMKtq9y6JNYWV8Rn7A2MIeIxOk1M0CJA/view?usp=sharing