Powered by Blogger.

Sunday, April 10, 2022

Jurnal ke -11 Kegiatan Pembelajaran Sosial dan Emosional

 

Jurnal ke -11 Kegiatan Pembelajaran Sosial dan Emosional

Memasuki Minggu ke 11 CGP mendapatkan materi yang sangat berarti yakni Pembelajaran berbasis Sosial Emosional. Pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar.

Pembelajaran Sosial dan emosional adalah pembelajaran tentang kesadaran diri untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain serta adanya kemampuan untuk menghubungkan dirinya dengan dunia sekitar sehingga terjadinya saling menghormati, menghargai, dan belajar bertanggung jawab atas keputusan yang dibuatnya. Hal ini akan terbentuk apabila sekolah berkomitmen dan menjalin kolaborasi dengan seluruh warga sekolah bahkan wali murid untuk mewujudkan kondisi atau suasana dimana anak mampu belajar dari pengalamannya untuk terus belajar. Apabila suasana belajar yang kondusif ini sudah terwujud dan pikiran anak sudah bisa terbuka untuk terhubung dengan dunia luar, tentunya mereka akan tergerak untuk belajar secara mandiri.

Pada jurnal 11 kali ini saya menggunakan Model 6 yakni : Model 6: Reporting, responding, relating, reasoning, reconstructing (5R) Model refleksi 5M diadaptasi dari model 5R (Bain, dkk, 2002, dalam Ryan & Ryan, 2013). Model 5M terdiri dari langkah-langkah berikut:

1.      Mendeskripsikan (Reporting)

Memasuki materi 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional, CGP terlebih dahulu melanjutkan belajar materi sebelumnya. Setelah mendalami materi tentang Pembelajaran Berdiferensiasi, CGP memperoleh kesempatan melakukan sintesis antar materi dan aksi nyata. Dalam melakukan sintesis materi, CGP bekerja secara mandiri. Sedangkan saat aksi nyata, CGP berkolaborasi dengan sesama CGP dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdiferensiasi dalam diskusi kelompok dilanjutkan membuat RPP sendiri berbasis Diferensiasi. CGP melakukan sintesis antar materi untuk menemukan keterkaitan dari materi Pembelajaran Berdiferensiasi dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Sementara pada bagian Aksi Nyata, CGP membutuhkan upaya ekstra keras untuk bisa menyusun RPP Berdiferensiasi.

CGP tidak mengalami kesulitan dalam menyusun keterkaitan antar materi yang telah dipelajari. Hal ini karena dalam proses pembelajaran daring, CGP telah menentukan pokok-pokok materi yang dipelajari dalam setiap modul. Hal ini sebagai hasil belajar dari pengalaman sebelumnya saat masih awal mengikuti program ini. Sementara dalam pelaksanaan Aksi Nyata, CGP berusaha memadukan RPP yang sudah ada dengan menambahkan diferensiasi. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun pada dasarnya sama dengan penyusunan RPP seperti biasa, tetapi kendala tetap ada. Pengalaman menulis RPP sebelumnya hanyalah dasar. Pengembangannya membutuhkan waktu lebih untuk mempelajari lebih lanjut. Kendala terutama dalam melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik. Pada sesi latihan ini, RPP berdiferensiasi yang disusun masih belum menampakkan masalah yang dihadapi murid.

Pada Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial Emosional, CGP melakukan refleksi pembelajaran sebelumnya yakni menyelesaikan paket pembuatan SAC dengan tema Guru Penggerak, Videografi, Audiografi, Fotografi dan Desain grafis. CGP di sini mulai mendapatkan kendala yakni banyak siswa yang belum menyelesaikan tugas SAC dengan baik padahal waktu yang disediakan cukup banyak apalagi menggunakan sistem Blocking Curiculum tentunya siswa lebih bisa menyelesaikan tugas sesuai targetnya. Namun kenyataannya tidak seperti rencana awal. Siswa yang sudah menyelesaikan tugas SAC baru sekitar 20-25%. Tentunya membuat CGP merasa galau karena KBM masih terbatas, PTM dan PJJ.

 

2.      Merespon (Responding)

Merespons kenyataan yang dihadapi CGP tersebut di atas, maka CGP mencoba melakukan ceklist pada elemen-elemen tagihan yang harus dilengkapi sebagai syarat penyelesaian tagihan. CGP panggil tiap siswa untuk menghadap dan menanyakan elemen apa saja yang sudah kerjakan sekaligus croscek menanyakan kendala-kendala yang dihadapi siswa. Melalui aplikasi CGP mengecek komponen tagihan yang harus disetorkan siswa dan ternyata memang banyak yang belum disetorkan. Menyikapi hal ini CGP memberikan waktu lagi untuk mengerjakan hingga selesai, dengan terpaksa CGP menyediakan waktu yang cukup banyak hingga siswa boleh pulang asal laporan setoran tugas beres. Apabila belum beres CGP minta tidak pulang dulu dan diberi waktu mengerjakan di depan komputer hingga nampak ada progres tambahan yang berarti. Apabila dirasa ada progres maka siswa boleh pulang dan bisa dilanjutkan esok hari sesuai jadwal KBM.

 

3.      Mengaitkan (Relating)

Di masa pandemi seperti sekarang ini semua kegiatan tidak bisa berjalan selancar seperti sebelumnya, dinamisasi perubahan demikian cepat dan harus direspons pula dengan sangat cepat agar bisa menyesuaikan dengan aturan yang ada. Aturan PTM terbatas dan PJJ sangat dinamis dan berubah setiap waktu. Inilah yang menyebabkan kegiatan KBM lengkap dengan materi ajar yang telah dipersiapkan berjalan tertatih-tatih terlebih lagi KBM berbasis proyek dan kendala siswa yang tidak cukup alat untuk mengerjakan, Andalannya hanya di sekolah bisa mengerjakan tugas. Terkait hal ini pula CGP menyadari untuk mengkolaborasi setiap sesi KBM PTM terbatas digunakan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugasnya.

Demi keterampilan, pengetahuan dan sikap yang selaras dengana cita-cita profil pelajar Pancasila (guru tidak membully, tidak kekerasan, tidak memaksakan kehendak, tidak memonopoli kreativitas) akhirnya siswa diberi kebebasan semua tagihan tugas pekerjaan siswa diberikan waktu yang cukup. Jangankan masalah tugas yang belum selesai dikerjakan siswa, nilai raport siswa yang masih di bawah KKM pun masih bisa diremidi/direvisi sampai siswa bisa lulus dengan nilai baik.

Berkaitan dengan hal nilai raport pula CGP kali ini menyediakan waktu cukup siswa untuk menyelesaikan/merevisi penugasan pembulatan Website Bisnis dari Blogspot dan Wordpress agar layak dinilai BAIK. Tugas dari tanggal 1 – 7 Maret 2022 dengan setoran Link alamat Blog/wordpress siswa yang sudah direhab sesuai kisi-kisi yang diminta.

 

4.      Menganalisis (Reasoning)

Menyikapi siswa terlambat setoran tugas dan nilai raport di bawah KKM secara teori siswa sekarang mengalami degradasi tanggung jawab, degradasi ketakutan alias semaunya karena mendapatkan informasi bahwa apapun ceritanya siswa akan mendapatkan penilaian yang baik dari sekolah. Sekolah akan pobia jika mendapati muridnya masih banyak yang belum tuntas ini menunjukkan gurunya belum lolos uji sertifikasi, gurunya perlu didiklat dan seterusnya apapun siswanya bisa lulus dengan nilai baik.

Dari kejadian siswa yang telat setoran tugas dan nilai di bawah KKM CGP menyikapinya dengan tetapi berpegang teguh pada azas penilaian PAKEM seperti diberi waktu mengerjakan, apapun tugasnya akan diskor oleh guru baik dan buruknya guru yang akan menilai, guru melihat kemauan keras siswa memperbaiki diri sudah lebih dari cukup untuk merevisi nilainya. Siswa datang tepat waktu, ada janji, ada komitmen sudah point tersendiri untuk guru menilai.

 

 

5.      Merancang ulang (Reconstructing)

 

CGP mencoba mereconstruksi kegiatan agar terhindar dari jebakan siswa yang terlambat setoran tugas dan nilai raport dibawah KKM dengan menerapkan sistem KBM Tuntas, selesai KBM tugas pun selesai. Tidak ada PR (Pekerjaan Rumah) yang dibawah pulang untuk dikerjakan. PR di rumah adalah bersosialisasi, membantu orang tua, ibadah, berorganisasi, menyalurkan hobby, olah raga, picnik, dan lain-lain bukan pekerjaan sekolah. Makanya KBM dikemas dalam paket / elemen yang selesai dalam 2-4 jam dan harus nampak ending hasilnya.